Faktor Lain yang Mempengaruhi
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa aspek lain yang turut berkontribusi terhadap dominasi angkot di kalangan pelajar Bandung.Â
Salah satunya adalah keterbatasan alternatif transportasi umum yang memadai. Meskipun terdapat bus Trans Bandung, namun jangkauannya belum seluas angkot, terutama di wilayah-wilayah perkampungan atau jalan-jalan kecil.Â
Di samping itu, frekuensi keberangkatan bus yang relatif jarang juga menjadi kendala bagi pelajar yang memiliki jadwal yang padat.
Faktor lingkungan juga turut berperan. Kondisi geografis Kota Bandung yang berbukit-bukit membuat penggunaan sepeda menjadi kurang praktis, terutama bagi pelajar yang berdomisili jauh dari sekolah.Â
Sementara itu, penggunaan kendaraan pribadi seperti sepeda motor seringkali dibatasi oleh orang tua atau sekolah karena alasan keamanan. Dengan demikian, angkot menjadi pilihan yang paling aman dan nyaman bagi sebagian besar pelajar.
Selain itu, faktor sosial juga turut mempengaruhi. Banyak pelajar yang sudah terbiasa menggunakan angkot sejak kecil, sehingga angkot menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.Â
Mereka merasa nyaman dan familiar dengan lingkungan angkot, termasuk dengan para pengemudi dan penumpang lainnya. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara pelajar dengan angkot, sehingga sulit bagi moda transportasi lain untuk menggantikannya.
Terakhir, faktor biaya operasional juga menjadi pertimbangan penting. Bagi pelajar, biaya transportasi merupakan salah satu pos pengeluaran yang perlu diperhatikan.Â
Angkot menawarkan tarif yang relatif murah dan stabil, sehingga tidak membebani keuangan keluarga. Dibandingkan dengan menggunakan taksi online atau kendaraan pribadi, angkot jelas menjadi pilihan yang lebih ekonomis.
Kesimpulan