Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Yuk Kenali, Sampah yang Bisa dan Tak Bisa Dijadikan Pupuk Kompos

18 Januari 2025   21:25 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:25 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wadah Kompos yang tepat akan memudahkan Anda dalam mengelola tumpukan kompos. Anda dapat menggunakan berbagai jenis wadah, seperti tong kompos, bak plastik, atau lubang di tanah. Pilih wadah yang cukup besar, mudah dibersihkan, dan memiliki ventilasi yang baik.

Lokasi penempatan wadah kompos juga perlu diperhatikan. Pilihlah tempat yang teduh, mudah dijangkau, dan tidak terlalu jauh dari sumber air. Hindari menempatkan wadah kompos di tempat yang terkena sinar matahari langsung dalam waktu yang lama karena dapat menyebabkan suhu di dalam tumpukan kompos menjadi terlalu tinggi.

Waktu Pengomposan bervariasi tergantung pada jenis bahan organik, ukuran partikel, suhu lingkungan, dan kelembapan. Secara umum, proses pengomposan membutuhkan waktu sekitar 2-6 bulan. Kompos siap digunakan ketika sudah berwarna cokelat tua, berbau tanah yang harum, dan tidak ada lagi bahan organik yang terlihat.

Manfaat Membuat Kompos

Membuat kompos bukan hanya sekadar mengurangi sampah, tetapi juga membawa segudang manfaat bagi lingkungan dan kehidupan kita. Kompos yang kaya nutrisi mampu memperbaiki struktur tanah, membuatnya lebih gembur dan mampu menahan air dengan baik. 

Hal ini sangat penting bagi pertumbuhan akar tanaman, sehingga tanaman dapat menyerap air dan nutrisi dengan lebih efisien. Selain itu, kompos juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, yang berarti tanah menjadi lebih kaya akan mineral-mineral penting bagi pertumbuhan tanaman.

Sebagai pupuk organik, kompos mengandung berbagai macam mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah. Mikroorganisme ini membantu mengurai bahan organik dalam tanah menjadi nutrisi yang siap diserap oleh tanaman. 

Di samping itu, kompos juga dapat menekan pertumbuhan gulma dan penyakit tanaman, sehingga mengurangi penggunaan pestisida kimia. Dengan menggunakan kompos, kita tidak hanya mendapatkan hasil panen yang lebih berkualitas, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

Kesimpulan

Membuat kompos adalah langkah sederhana namun berdampak besar dalam menjaga lingkungan. Dengan memilah sampah organik dan mengolahnya menjadi kompos, kita dapat mengurangi timbunan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan, serta meningkatkan kesuburan tanah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun