Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Penyeimbangan antara Manfaat dan Risiko AI bagi Perkembangan Kognitif Anak

18 Januari 2025   16:16 Diperbarui: 18 Januari 2025   16:16 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mencapai keseimbangan yang optimal, peran orang tua sangat krusial. Selain membatasi waktu layar dan memilih aplikasi yang sesuai, orang tua juga perlu terlibat aktif dalam kegiatan belajar anak. Dengan mendampingi anak saat mereka menggunakan perangkat berbasis AI, orang tua dapat mengajarkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengevaluasi informasi. 

Di samping itu, orang tua perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana anak-anak dapat berinteraksi dengan orang lain secara langsung dan belajar melalui pengalaman nyata.

Pendidik juga memiliki peran penting dalam memanfaatkan AI secara efektif. Guru dapat menggunakan AI sebagai alat bantu untuk personalisasi pembelajaran, memberikan umpan balik yang lebih cepat, dan mengotomatiskan tugas-tugas administratif. 

Namun, guru tetap harus menjadi fasilitator utama dalam proses pembelajaran. Mereka perlu memastikan bahwa AI tidak menggantikan interaksi manusia yang penting untuk membangun hubungan yang kuat antara guru dan siswa.

Pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif AI. Salah satunya adalah dengan membuat regulasi yang jelas mengenai pengumpulan dan penggunaan data pribadi anak-anak. Lalu, pemerintah perlu mendukung pengembangan riset di bidang AI untuk anak-anak, serta mempromosikan literasi digital di kalangan masyarakat.

Pengembang teknologi juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan produk AI yang aman dan etis. Mereka perlu merancang aplikasi yang sesuai dengan usia anak-anak dan melindungi privasi pengguna. Kemudian, pengembang juga perlu melibatkan para ahli pendidikan dan psikologi dalam proses pengembangan produk mereka.

Dengan kerja sama yang baik antara orang tua, pendidik, pemerintah, dan pengembang teknologi, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi anak-anak untuk belajar dan tumbuh dengan bantuan AI. Penting untuk diingat bahwa AI hanyalah sebuah alat. 

Yang paling penting adalah bagaimana kita menggunakan alat tersebut untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berkarakter.

Kesimpulan

AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkaya pengalaman belajar anak-anak. Namun, kita perlu menyadari bahwa AI bukanlah pengganti interaksi manusia yang nyata. Dengan pendekatan yang seimbang dan bijaksana, kita dapat memanfaatkan AI untuk mendukung perkembangan kognitif anak-anak secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun