Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari "Aku Tahu Lebih Baik" ke "Mari Kita Belajar Bersama"

13 Januari 2025   15:06 Diperbarui: 13 Januari 2025   15:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Dari "Aku Tahu Lebih Baik" ke "Mari Kita Belajar Bersama". | Image by Unsplash.com

Kita hidup dalam dunia yang begitu beragam, di mana setiap individu memiliki perspektif, pengalaman, dan pengetahuan yang unik. Namun, seringkali perbedaan ini justru menjadi pemicu konflik dan perpecahan. Sikap "Aku tahu lebih baik" yang sering kita bawa dalam interaksi sehari-hari menjadi penghalang bagi kita untuk saling memahami dan menghargai.

Pernyataan "Aku tahu lebih baik" adalah sebuah bentuk klaim atas kebenaran mutlak. Ia menyiratkan bahwa pendapat kita adalah satu-satunya yang benar dan pandangan orang lain tidak perlu diperhatikan. Sikap seperti ini tidak hanya menyakiti perasaan orang lain, tetapi juga membatasi kemampuan kita untuk tumbuh dan berkembang.

Ketika kita berpegang teguh pada pandangan kita sendiri, kita menutup diri terhadap kemungkinan adanya sudut pandang lain yang mungkin lebih kaya dan lebih komprehensif. Kita kehilangan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain dan memperluas wawasan kita.

Mari kita coba ubah paradigma kita. Alih-alih mengatakan "Aku tahu lebih baik", mari kita ganti dengan pertanyaan "Apa yang bisa aku pelajari dari orang ini?". Dengan demikian, kita membuka diri untuk mendengarkan, memahami, dan menghargai perbedaan.

Mengapa pertanyaan lebih baik daripada pernyataan?

Pertanyaan, sebuah benih kecil yang ditanam di tanah pikiran, mampu tumbuh menjadi pohon pengetahuan yang rindang. Ia membangkitkan rasa ingin tahu, merangsang pemikiran kritis, dan membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam. Berbeda dengan pernyataan yang cenderung mengunci pemikiran, pertanyaan mengajak kita untuk menjelajah, untuk meragukan, dan untuk terus belajar.

Bisa dibayangkan sebuah perpustakaan yang penuh dengan buku. Setiap buku adalah sebuah pernyataan, sebuah kesimpulan yang telah dicapai oleh penulisnya. Namun, sebuah perpustakaan tanpa pertanyaan adalah sebuah tempat yang mati. Pertanyaanlah yang menghidupkan perpustakaan, yang mendorong kita untuk mencari jawaban baru, untuk menghubungkan ide-ide yang tampaknya tidak terkait, dan untuk menciptakan pengetahuan baru.

Dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaan juga berperan penting dalam membangun hubungan. Ketika kita mengajukan pertanyaan dengan tulus, kita menunjukkan minat pada orang lain, kita membuka ruang untuk dialog, dan kita membangun jembatan saling pengertian. Pertanyaan juga dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyelesaikan konflik, karena memungkinkan kita untuk menggali akar permasalahan dan mencari solusi bersama.

Dari filsafat hingga sains, dari hubungan interpersonal hingga politik, pertanyaan selalu hadir sebagai pemicu perubahan. Socrates, filsuf Yunani kuno, terkenal dengan metode pengajarannya yang didasarkan pada pertanyaan. Ia percaya bahwa dengan mengajukan pertanyaan yang tepat, kita dapat membantu orang lain menemukan kebenaran sendiri.

Pertanyaan juga merupakan kekuatan pendorong di balik kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap penemuan besar dimulai dengan sebuah pertanyaan. "Mengapa langit berwarna biru?" "Bagaimana cara menyembuhkan penyakit ini?" "Apakah ada kehidupan di luar angkasa?" Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian dan eksperimen.

Namun, tidak semua pertanyaan diciptakan sama. Ada pertanyaan yang bersifat terbuka, yang mendorong pemikiran yang lebih luas dan mendalam. Ada pula pertanyaan yang bersifat tertutup, yang hanya memiliki jawaban ya atau tidak. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang merangsang pikiran, yang menantang asumsi, dan yang membuka kemungkinan baru.

Pertanyaan juga dapat menjadi alat manipulasi. Dalam politik, misalnya, pertanyaan seringkali digunakan untuk mengarahkan opini publik atau untuk menyerang lawan politik. Oleh karena itu, penting untuk kita kritis terhadap pertanyaan yang diajukan kepada kita dan untuk selalu mencari jawaban yang paling akurat dan obyektif.

Lantas, bagaimana kita dapat mengembangkan kebiasaan bertanya? Salah satu caranya adalah dengan membaca secara aktif. Ketika membaca, cobalah untuk mengajukan pertanyaan pada diri sendiri: "Mengapa penulis mengatakan demikian?", "Apa implikasi dari pernyataan ini?", "Bagaimana hal ini berkaitan dengan pengalaman saya?".

Mengajukan pertanyaan juga dapat menjadi sebuah bentuk seni. Sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang tidak hanya mencari jawaban, tetapi juga memicu pemikiran yang lebih dalam. Pertanyaan yang baik juga dapat menjadi sebuah karya seni, seperti puisi atau lagu.

Dalam kesimpulannya, pertanyaan adalah sebuah alat yang sangat berharga. Ia dapat membuka pikiran kita, membangun hubungan, dan mendorong kemajuan. Jadi, jangan takut untuk bertanya. Semakin banyak kita bertanya, semakin banyak pula yang kita ketahui.

Bagaimana kita bisa menerapkan perubahan ini dalam kehidupan sehari-hari?

Muncullah pertanyaan baru, apakah kita benar-benar siap untuk melepaskan zona nyaman kita? Perubahan itu mendebarkan, iya, tapi juga menakutkan. Bagaimana jika kita gagal? Bagaimana jika orang lain tidak setuju? Ketakutan-ketakutan ini seringkali menjadi penghalang terbesar dalam menerapkan perubahan. Namun, ingatlah bahwa pertumbuhan hanya terjadi di luar zona nyaman.

Mungkin kita bisa memulai dengan hal-hal kecil. Misalnya, dalam percakapan sehari-hari, cobalah untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Atau, saat menghadapi perbedaan pendapat, alih-alih langsung berdebat, ajukan pertanyaan untuk memahami perspektif orang lain. Tindakan-tindakan kecil ini mungkin terlihat sederhana, namun memiliki dampak yang besar dalam mengubah pola pikir kita.

Perubahan juga bisa dimulai dari lingkungan sekitar kita. Bagaimana jika kita mencoba untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik atau mendaur ulang sampah? Atau, bagaimana jika kita ikut serta dalam kegiatan sosial di komunitas kita? Tindakan-tindakan ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat memperkuat hubungan kita dengan sesama.

Lantas, apa yang menghentikan kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri? Mungkin itu adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang sulit diubah, atau mungkin itu adalah suara-suara negatif di dalam kepala kita. Namun, ingatlah bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengubah segalanya. Dengan tekad yang kuat dan dukungan dari orang-orang di sekitar kita, kita pasti bisa mencapai tujuan kita.

Perubahan itu seperti sebuah perjalanan. Ada kalanya kita akan merasa lelah, putus asa, atau bahkan ingin menyerah. Namun, jangan pernah menyerah pada mimpi-mimpi kita. Tetaplah berjuang dan jangan pernah berhenti belajar. Ingatlah, setiap langkah kecil yang kita ambil akan membawa kita lebih dekat ke tujuan akhir.

Kesimpulan

Perubahan dari "Aku Tahu Lebih Baik" ke "Mari Kita Belajar Bersama" adalah sebuah investasi jangka panjang. Ini adalah investasi dalam diri kita, dalam hubungan kita dengan orang lain, dan dalam dunia yang kita tinggali. Dengan mengubah cara kita berpikir dan bertindak, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik, satu langkah pada satu waktu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun