Selain privasi, sharenting yang berlebihan juga dapat berdampak pada perkembangan psikologis anak. Anak-anak yang tumbuh di bawah sorotan media sosial mungkin merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna.Â
Mereka mungkin merasa tidak nyaman ketika orang-orang mengomentari penampilan atau tingkah laku mereka. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu masalah kepercayaan diri dan harga diri.
Kita sering kali terjebak dalam keinginan untuk mendapatkan validasi sosial. Ketika unggahan kita mendapat banyak likes dan komentar positif, kita merasa senang dan puas.Â
Namun, perlu diingat bahwa jumlah likes bukanlah ukuran kebahagiaan yang sebenarnya. Lebih penting bagi kita untuk fokus pada hubungan yang kita bangun dengan anak-anak kita, daripada sekedar jumlah pengikut di media sosial.
Sharenting yang bijak adalah tentang keseimbangan. Kita boleh saja berbagi momen-momen indah bersama anak, tetapi kita juga harus menghormati privasi mereka.Â
Dengan begitu, anak-anak kita dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan memiliki kehidupan pribadi yang sehat.
Tips Sharenting Bijak
Membagikan momen manis tumbuh kembang anak di media sosial adalah hal yang menggembirakan. Namun, di balik keinginan untuk mengabadikan setiap langkah kaki kecil, terdapat tanggung jawab besar untuk menjaga privasi dan keamanan si kecil.Â
Sharenting yang bijak adalah seni menyeimbangkan keinginan untuk berbagi dengan kebutuhan akan perlindungan.
Pertama, Batasi Informasi Pribadi
Ingat, media sosial memiliki jangkauan yang luas. Hindari berbagi informasi terlalu detail seperti nama lengkap, tanggal lahir, sekolah, atau alamat lengkap. Data-data ini bisa menjadi pintu masuk bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab.