Keterlibatan keluarga dan masyarakat sangat penting dalam mendukung kesehatan lansia. Keluarga berperan sebagai sumber dukungan emosional dan praktis bagi lansia.Â
Sementara itu, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi lansia, misalnya melalui program relawan yang membantu lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan lansia juga merupakan hal yang krusial. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam merawat lansia sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.Â
Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam menghadapi tantangan kesehatan lansia yang semakin kompleks.
Dalam era digital, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah cara kita hidup, termasuk dalam bidang kesehatan. Aplikasi kesehatan, platform telemedisin, dan perangkat wearable semakin mudah diakses oleh masyarakat.Â
Teknologi ini memungkinkan lansia untuk memantau kesehatan mereka sendiri, berkonsultasi dengan dokter dari jarak jauh, dan terhubung dengan komunitas yang memiliki minat yang sama.
Namun, di balik semua kemajuan ini, masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi. Perbedaan akses terhadap layanan kesehatan, stigma terhadap lansia, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan lansia masih menjadi masalah di banyak negara.Â
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat luas.
Menuju Lansia yang Berdaya
Inovasi kesehatan telah membuka cakrawala baru bagi lansia, memungkinkan mereka untuk hidup lebih sehat, aktif, dan mandiri. Namun, upaya untuk mencapai kesejahteraan lansia tidak berhenti pada aspek fisik semata.Â
Dimensi sosial, psikologis, dan spiritual juga memegang peran penting. Komunitas yang inklusif dan mendukung, serta program-program yang merangsang interaksi sosial, dapat meningkatkan kualitas hidup lansia secara signifikan.Â