Saat bermain, anak-anak tidak hanya sekadar bersenang-senang, namun juga terlibat dalam proses belajar yang sangat alami dan efektif.Â
Mereka membangun pemahaman tentang dunia sosial melalui interaksi langsung dengan teman sebaya. Misalnya, saat bermain rumah-rumahan, anak-anak memerankan berbagai peran, seperti ibu, ayah, anak, atau guru.Â
Dalam permainan ini, mereka belajar tentang dinamika keluarga, tanggung jawab, dan cara berkomunikasi dengan sopan. Atau, saat bermain petak umpet, anak-anak belajar tentang strategi, kerja sama tim, dan kemampuan untuk bersembunyi dan mencari.Â
Proses pembelajaran ini terjadi secara tidak langsung dan menyenangkan, sehingga anak-anak lebih mudah menyerap pelajaran yang mereka dapatkan.
Peran Orangtua dalam memfasilitasi permainan anak orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi permainan anak-anak.Â
Mereka dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk bermain dengan menyediakan waktu khusus, menyediakan ruang yang aman dan nyaman, serta menyediakan berbagai jenis mainan yang merangsang kreativitas dan imajinasi anak.Â
Lalu, orang tua juga dapat berperan sebagai model peran dengan menunjukkan perilaku sosial yang positif. Misalnya, orang tua dapat menunjukkan bagaimana cara berbagi, berkolaborasi, dan menyelesaikan masalah dengan damai.Â
Dengan demikian, anak-anak akan belajar dari contoh langsung dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bermain bersama teman sebaya adalah salah satu cara terbaik untuk membantu anak-anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Melalui permainan, anak-anak belajar keterampilan sosial yang sangat penting untuk kesuksesan mereka di masa depan.Â
Keterampilan seperti berbagi, berkolaborasi, dan bernegosiasi akan sangat berguna bagi anak-anak ketika mereka berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekolah, masyarakat, dan tempat kerja.Â
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan kesempatan yang cukup bagi anak-anak untuk bermain bersama teman-temannya.