Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

PPN 12% untuk Barang Mewah, Masa Iya Tak Mengganggu Masyarakat Bawah?

8 Desember 2024   09:37 Diperbarui: 8 Desember 2024   09:58 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini dikarenakan produsen seringkali menggunakan harga barang mewah sebagai patokan dalam menentukan harga produk lainnya. Selain itu, kenaikan PPN juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena mengurangi daya beli masyarakat.

Pertanyaan mengenai definisi "barang mewah" pun menjadi perdebatan. Batasan apa yang digunakan untuk menentukan suatu barang termasuk dalam kategori mewah? Apakah hanya berdasarkan harga atau juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti merek, kualitas, dan fungsi? Ketidakjelasan dalam definisi ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan membuka peluang terjadinya praktik manipulasi.

Implementasi kebijakan ini juga dihadapkan pada tantangan dalam hal pengawasan dan penegakan hukum. 

Bagaimana memastikan bahwa kenaikan PPN benar-benar hanya berlaku untuk barang mewah dan tidak membebani produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat luas? Selain itu, perlu diantisipasi adanya upaya penghindaran pajak oleh produsen dan pedagang barang mewah.

Dampak Potensial terhadap Masyarakat Bawah

Kenaikan PPN 12% yang difokuskan pada barang mewah memang didesain untuk tidak membebani masyarakat bawah. Namun, efek domino dari kebijakan ini patut diwaspadai. Ketika harga barang mewah naik, produsen lokal mungkin akan terdorong untuk menaikkan harga produk mereka, meski bukan termasuk kategori mewah.

Tentu, hal ini dikarenakan adanya persepsi bahwa seluruh harga barang akan ikut naik. Jika hal ini terjadi, maka masyarakat menengah ke bawah yang notabene lebih banyak mengkonsumsi produk lokal akan turut terbebani.

Di samping itu, kenaikan PPN juga berpotensi memicu inflasi. Ketika harga barang-barang tertentu naik, maka secara otomatis akan mendorong kenaikan harga barang dan jasa lainnya. 

Inflasi yang tinggi akan menggerus daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Mereka akan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Kembali, pertanyaan mengenai definisi "barang mewah" juga menjadi sorotan. Batasan apa yang akan digunakan untuk menentukan suatu barang termasuk dalam kategori mewah? Jika batasannya terlalu longgar, maka potensi dampak negatif terhadap masyarakat luas akan semakin besar. 

Barang-barang yang sebelumnya dianggap sebagai kebutuhan, seperti smartphone atau kendaraan bermotor tertentu, mungkin akan masuk dalam kategori mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun