Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengubah Multi Krisis Menjadi Peluang: Restorasi Berkelanjutan untuk Alih Fungsi Lahan

8 Desember 2024   06:01 Diperbarui: 8 Desember 2024   08:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih fungsi lahan yang tidak terkendali juga berdampak signifikan terhadap perubahan iklim. Deforestasi, misalnya, melepaskan karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer, mempercepat pemanasan global. Namun, dengan restorasi ekosistem, kita dapat menyerap karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Kemudian, pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan demikian, mengatasi alih fungsi lahan bukan hanya tentang melindungi lingkungan, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.

Peran teknologi dalam mengatasi alih fungsi lahan juga tidak dapat diabaikan. Sistem informasi geografis (SIG) dapat digunakan untuk memetakan dan memantau perubahan tutupan lahan, sementara teknologi penginderaan jauh dapat membantu dalam memantau kualitas air dan udara.

Lalu, teknologi blockchain dapat digunakan untuk meningkatkan transparansi dalam rantai pasok produk pertanian dan memastikan bahwa produk yang kita konsumsi berasal dari sumber yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan lahan dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Transformasi Sistem Pangan

Transformasi sistem pangan merupakan kunci untuk mengatasi krisis alih fungsi lahan. Sistem pangan saat ini terlalu bergantung pada pertanian monokultur yang intensif, penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan, serta rantai pasok yang panjang dan kompleks. Akibatnya, sistem pangan kita rentan terhadap perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan ketidakamanan pangan.

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan, yang didasarkan pada prinsip-prinsip agroekologi, keanekaragaman hayati, dan keadilan sosial.

Pertanian organik, agroforestri, dan sistem pangan lokal adalah beberapa contoh dari praktik pertanian berkelanjutan yang dapat membantu mengurangi tekanan terhadap lingkungan dan meningkatkan ketahanan pangan. Selain itu, kita juga perlu memperkuat peran petani kecil dan masyarakat adat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam.

Dengan memberdayakan petani kecil, kita dapat menciptakan sistem pangan yang lebih adil dan inklusif, serta mengurangi ketergantungan pada impor pangan.

Pengembangan Ekonomi Hijau

Pengembangan ekonomi hijau menawarkan jalan keluar yang menjanjikan dari krisis alih fungsi lahan. Dengan mengadopsi praktik-praktik yang berkelanjutan, seperti pertanian organik, agroforestri, dan restorasi ekosistem, kita dapat memulihkan lahan yang rusak, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun