Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Manusia Masih Relevan dalam Era Pendidikan Berbasis AI?

2 Desember 2024   15:02 Diperbarui: 2 Desember 2024   15:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para guru mengambil langkah inovatif dalam mengajarkan keterampilan berpikir kritis kepada murid melalui penerapan AI. | Dok. Microsoft via Kompas.com

Keterbatasan AI dalam pendidikan, meskipun teknologi ini menawarkan banyak potensi, tidak boleh diabaikan. Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman kontekstual. AI, se cerdas apapun, masih kesulitan untuk memahami nuansa sosial, budaya, dan emosional yang kompleks dalam proses pembelajaran.

Misalnya, AI mungkin kesulitan untuk mengenali tanda-tanda frustrasi atau kebosanan pada siswa, yang dapat menghambat proses pembelajaran. Selain itu, ketergantungan AI pada data berkualitas tinggi juga menjadi tantangan. Jika data yang digunakan untuk melatih model AI bias atau tidak representatif, maka output yang dihasilkan pun akan bias. Hal ini dapat memperkuat ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan.

Privasi data juga menjadi isu krusial dalam penerapan AI dalam pendidikan. Pengumpulan dan analisis data siswa dalam jumlah besar menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan data. Pertanyaan mengenai siapa yang memiliki akses ke data siswa, bagaimana data tersebut disimpan, dan untuk tujuan apa data tersebut digunakan perlu dijawab secara transparan. Keterbatasan teknis juga menjadi kendala, seperti biaya yang tinggi untuk mengembangkan dan memelihara sistem AI, serta kebutuhan akan infrastruktur teknologi yang memadai.

Etika dalam penggunaan AI juga menjadi perdebatan yang menarik. Bagaimana kita memastikan bahwa AI digunakan untuk tujuan yang baik dan tidak merugikan siswa? Pertanyaan tentang tanggung jawab jika terjadi kesalahan akibat keputusan yang diambil oleh AI juga perlu dipertimbangkan. Selain itu, risiko kecanduan teknologi juga perlu diperhatikan. Terlalu bergantung pada AI dalam proses pembelajaran dapat mengurangi kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara mandiri.

Interaksi manusia tetap menjadi faktor kunci dalam proses pembelajaran. Guru memiliki kemampuan unik untuk membangun hubungan yang bermakna dengan siswa, memberikan dukungan emosional, dan menginspirasi mereka untuk mencapai potensi penuh. Kolaborasi antara manusia dan mesin adalah kunci untuk mengatasi keterbatasan AI. Guru dapat memanfaatkan AI sebagai alat bantu untuk personalisasi pembelajaran, sementara AI dapat membantu guru dalam mengelola kelas dan memberikan umpan balik kepada siswa.

Peran Manusia dalam Era AI

Dunia pendidikan sedang mengalami transformasi yang begitu cepat. Dulu, guru adalah satu-satunya sumber pengetahuan. Kini, informasi tersedia di ujung jari. Pertanyaannya, apa yang masih membedakan seorang guru dengan mesin pembelajaran? Jawabannya terletak pada nuansa kemanusiaan yang tak tergantikan.

AI, dengan segala kecanggihannya, adalah alat yang luar biasa untuk mempersonalisasi pembelajaran, mengotomatiskan tugas-tugas administratif, dan memberikan akses ke sumber belajar yang tak terbatas. Namun, AI tak mampu memahami kompleksitas emosi manusia, empati, dan intuisi. Inilah letak kekuatan seorang guru.

Guru adalah fasilitator, motivator, dan mentor. Mereka tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menginspirasi, membimbing, dan membangun hubungan yang bermakna dengan siswa. Guru mengajarkan nilai-nilai kehidupan, keterampilan sosial, dan cara berpikir kritis yang sulit diajarkan oleh mesin.

Dalam era AI, peran guru akan semakin strategis. Guru bukan lagi pusat penyampaian informasi, melainkan fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru akan merancang pengalaman belajar yang menarik dan menantang, membimbing siswa dalam menggunakan teknologi secara efektif, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan abad 21.

Namun, transformasi ini tidak terjadi begitu saja. Guru perlu terus belajar dan mengembangkan kompetensi digitalnya. Mereka perlu memahami bagaimana AI dapat mendukung pembelajaran dan bagaimana cara mengintegrasikannya ke dalam praktik pembelajaran sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun