Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mapel Coding dan AI di Sekolah: Siap atau Tidak, Siap!

19 November 2024   17:06 Diperbarui: 19 November 2024   18:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa SD di Mang. Timur, NTT, simulasi gladi ANBK di hutan untuk menangkap sinyal 4G, Selasa (15/10/24). | KOMPAS.com/Maria Ani/Guri SDi Sopang Rajong

Rencana integrasi mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum sekolah dasar pada tahun ajaran 2025/2026 telah memicu diskusi hangat di kalangan pendidik, orang tua, dan para ahli teknologi. 

Meski langkah ini dinilai sebagai upaya progresif untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang semakin digital, namun implementasinya tidak semudah membalik telapak tangan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti (sebaimana dikutip dari Kompas.com), telah menegaskan bahwa penerapan mata pelajaran coding dan AI ini bersifat opsional dan hanya akan diberlakukan bagi sekolah-sekolah yang telah memenuhi sejumlah persyaratan. 

Salah satu syarat utama adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai, termasuk akses internet yang stabil dan peralatan teknologi yang mendukung proses pembelajaran.

Mengapa Infrastruktur Jadi Kunci?

Pembelajaran coding dan AI membutuhkan lebih dari sekadar buku teks. Siswa perlu berinteraksi langsung dengan komputer, perangkat lunak, dan berbagai platform online untuk mempraktikkan konsep-konsep yang mereka pelajari. 

Tanpa adanya infrastruktur yang memadai, proses pembelajaran akan terhambat dan tujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap bidang teknologi tidak akan tercapai secara optimal.

Selain ketersediaan infrastruktur yang memadai, faktor lain yang krusial dalam pembelajaran coding dan AI adalah adanya komunitas yang suportif. Interaksi dengan sesama pembelajar, baik di dalam maupun di luar kelas, dapat memberikan motivasi ekstra dan memperkaya pemahaman siswa. 

Melalui diskusi, berbagi pengalaman, dan kolaborasi dalam proyek, siswa dapat saling belajar dan menemukan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Komunitas juga dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, dan pemecahan masalah yang kompleks.

Penting juga untuk diingat bahwa pembelajaran coding dan AI bukanlah proses yang statis, melainkan dinamis dan terus berkembang. Oleh karena itu, kurikulum pembelajaran perlu dirancang secara fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan teknologi terbaru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun