Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kriminal Menjamur, Apa dan di Mana Akar Masalahnya atau Keadilan yang Belum Merata?

19 November 2024   11:05 Diperbarui: 19 November 2024   11:05 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Kriminalitas. Kriminalitas adalah salah satu permasalahan sosial. | Kompas.com/Handou

Tingginya angka kriminalitas di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menjadi permasalahan serius yang menuntut perhatian serius dari semua pihak. Peristiwa kejahatan yang semakin beragam dan kompleks, mulai dari kejahatan jalanan hingga kejahatan terorganisir, mengindikasikan adanya masalah mendasar yang perlu diurai secara mendalam.

Akar Masalah di Balik Maraknya Tindak Kriminal

Akar masalah di balik maraknya tindak kriminal adalah sebuah jaringan kompleks yang saling terkait, melibatkan faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan psikologis.

Ketimpangan sosial yang mencolok, di mana sebagian kecil masyarakat menguasai sebagian besar kekayaan, menciptakan rasa ketidakadilan yang mendalam dan mendorong individu untuk mencari jalan pintas demi memenuhi kebutuhan hidup.

Kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas dan kesempatan kerja yang layak semakin memperburuk situasi, mendorong banyak orang, terutama generasi muda, untuk terlibat dalam aktivitas kriminal sebagai satu-satunya pilihan.

Selain itu, lemahnya penegakan hukum dan korupsi yang merajalela juga menjadi faktor pendorong utama. Ketika hukum tidak ditegakkan secara adil dan konsisten, pelaku kejahatan merasa aman dan terlindungi, sehingga semakin berani melakukan tindakan kriminal.

Minimnya transparansi dan akuntabilitas dalam sistem peradilan juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap hukum, sehingga banyak orang memilih untuk menyelesaikan masalah secara sendiri, yang seringkali berujung pada kekerasan.

Faktor psikologis juga tidak dapat diabaikan. Trauma masa lalu, gangguan mental, dan penggunaan narkoba dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan impulsif dan agresif.

Selain itu, pengaruh lingkungan yang buruk, seperti tumbuh dalam keluarga yang disfungsional atau tinggal di daerah kumuh, dapat meningkatkan risiko seseorang terlibat dalam aktivitas kriminal.

Perkembangan teknologi informasi juga membawa tantangan baru dalam upaya memberantas kejahatan. Kejahatan siber, seperti penipuan online, peretasan, dan penyebaran berita bohong, semakin marak dan sulit dilacak.

Kejahatan-kejahatan ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga dapat merusak reputasi individu dan organisasi serta mengancam stabilitas negara.

Untuk mengatasi masalah kriminalitas secara efektif, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak.

Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tegas dalam menegakkan hukum, mengurangi ketimpangan sosial, dan menciptakan lapangan kerja. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan melaporkan setiap tindakan kejahatan yang terjadi.

Selain itu, penting untuk memberikan pendidikan karakter sejak dini agar generasi muda tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

Keadilan yang Belum Merata, Implikasi terhadap Tingkat Kriminalitas

Keadilan yang belum merata menjadi semacam bom waktu yang terus berdetak di tengah masyarakat. Ketika sebagian besar masyarakat merasa bahwa hukum hanya menguntungkan segelintir kelompok tertentu, maka legitimasi hukum itu sendiri menjadi terkikis.

Kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum pun semakin menipis, sehingga tindakan kriminal semakin sulit dicegah dan ditindak.

Persepsi ketidakadilan ini sering kali dipicu oleh berbagai faktor, seperti perbedaan kelas sosial, etnis, agama, atau kekuasaan. Individu yang merasa diperlakukan tidak adil cenderung mencari keadilan dengan cara sendiri, termasuk dengan melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Selain itu, ketidakadilan juga dapat memicu munculnya kelompok-kelompok radikal yang berusaha menggulingkan sistem yang dianggap tidak adil.

Keadilan yang belum merata juga dapat menghambat upaya pembangunan dan pengembangan masyarakat. Ketika sebagian besar sumber daya hanya dinikmati oleh segelintir orang, maka kesenjangan sosial akan semakin melebar.

Kondisi ini akan menciptakan rasa ketidakpuasan dan frustrasi di kalangan masyarakat yang kurang beruntung, sehingga memicu berbagai bentuk konflik sosial.

Upaya Menanggulangi Tindak Kriminal

Upaya menanggulangi tindak kriminal bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga melibatkan peran aktif masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan sekitar sangat penting. 

Program ronda malam, pembentukan kelompok warga, dan kerja sama dengan aparat kepolisian dapat meningkatkan kewaspadaan dan mencegah terjadinya tindak kejahatan.

Selain itu, media massa juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kejahatan dan cara mencegahnya.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi kunci dalam upaya menanggulangi tindak kriminal. Pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja dapat mengurangi angka pengangguran dan membuka peluang bagi individu untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Selain itu, program pembinaan bagi anak-anak dan remaja yang bermasalah juga perlu digalakkan untuk mencegah mereka terjerumus ke dalam dunia kriminal.

Dalam konteks globalisasi, kejahatan lintas negara semakin marak. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kerja sama internasional yang kuat. Kerjasama dalam pertukaran informasi, pengejaran pelaku kejahatan, dan pemberantasan kejahatan terorganisir menjadi sangat penting. 

Selain itu, pengembangan teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan untuk mempermudah proses penyelidikan dan penegakan hukum.

Namun, upaya menanggulangi tindak kriminal tidak akan berhasil jika tidak disertai dengan perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan sejak dini agar individu tumbuh menjadi warga negara yang baik dan taat hukum. Peran keluarga, sekolah, dan lingkungan sangat penting dalam membentuk karakter individu.

Kesimpulan

Masalah kriminalitas merupakan fenomena kompleks yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Diperlukan upaya berkelanjutan dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun