Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Omotenashi di Stadion: Bagaimana Budaya Melayani Orang Lain Terwujud dalam Aksi Bersih-Bersih Suporter Jepang

16 November 2024   15:48 Diperbarui: 20 November 2024   16:40 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Jepang membersihkan sampah di tribune usai pertandingan antara Jepang melawan Kosta Rika di fase Grup E Piala Dunia 2022 di Stadion Ahmad bin Ali, Qatar, Minggu (27/11/2022). KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang mempertemukan Timnas Indonesia dan Timnas Jepang pada Jumat (15/11/2024), malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta menyajikan lebih dari sekadar pertandingan sengit. 

Di tengah euforia kemenangan telak Timnas Jepang dengan skor 4-0, sebuah pemandangan mengharukan dan inspiratif turut mencuri perhatian.

Para suporter Jepang, dengan semangat kebersamaan yang tinggi, secara sukarela membersihkan sampah yang berserakan di tribun penonton usai pertandingan. Aksi ini bukan sekadar tindakan spontan, melainkan cerminan mendalam dari nilai-nilai budaya Jepang yang dikenal sebagai omotenashi.

Omotenashi adalah filosofi Jepang yang menekankan pada pelayanan yang tulus dan perhatian terhadap orang lain. Konsep ini tidak hanya berlaku dalam konteks bisnis atau pariwisata, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam konteks pertandingan sepak bola, omotenashi diwujudkan melalui tindakan sederhana namun bermakna: menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Mengapa suporter Jepang begitu peduli dengan kebersihan stadion?

Mengapa suporter Jepang begitu peduli dengan kebersihan stadion? Jawabannya terletak jauh di dalam akar budaya mereka. Konsep omotenashi yang telah disebutkan sebelumnya merupakan salah satu fondasi utama. 

Namun, ada pula faktor lain yang turut berkontribusi, seperti nilai-nilai shitsuke (disiplin), reigi (sopan santun), dan kaizen (perbaikan terus-menerus). Nilai-nilai ini diajarkan sejak dini dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.

Selain itu, masyarakat Jepang memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka percaya bahwa lingkungan yang bersih akan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kualitas hidup. 

Dengan membersihkan stadion setelah pertandingan, mereka turut berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberikan contoh yang baik bagi orang lain.

Aksi bersih-bersih suporter Jepang juga dipengaruhi oleh semangat kebersamaan dan gotong royong. Mereka memandang kegiatan ini sebagai bentuk partisipasi dalam menciptakan suasana yang nyaman bagi semua orang. 

Selain itu, dengan bekerja sama membersihkan stadion, mereka merasa lebih dekat dengan sesama suporter dan membangun rasa solidaritas yang kuat.

Fenomena ini juga menarik perhatian para ahli sosiologi dan psikologi. Mereka berpendapat bahwa tindakan sukarela membersihkan stadion merupakan bentuk ekspresi diri yang positif. 

Melalui aksi ini, para suporter Jepang merasa bangga dengan negaranya dan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat Jepang adalah masyarakat yang beradab dan peduli lingkungan.

Perbandingan dengan budaya lain juga menarik untuk dilakukan. Di banyak negara, aksi seperti membersihkan stadion setelah pertandingan jarang dilakukan secara sukarela oleh penonton. 

Hal ini menunjukkan bahwa budaya Jepang memiliki keunikan tersendiri dalam hal menghargai lingkungan dan menjaga kebersihan.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua suporter Jepang selalu melakukan aksi bersih-bersih. Ada juga sebagian kecil yang tidak peduli dengan kebersihan. Namun, mayoritas suporter Jepang menunjukkan perilaku yang positif dan patut dicontoh.

Suporter Jepang membereskan sampah di area tempat duduk penonton SUGBK, Jakarta, Jumat (15/11/2024). | instagram @localfest.id. via tribunjabar.id
Suporter Jepang membereskan sampah di area tempat duduk penonton SUGBK, Jakarta, Jumat (15/11/2024). | instagram @localfest.id. via tribunjabar.id

Dampak dari aksi bersih-bersih suporter Jepang

Dampak dari aksi bersih-bersih suporter Jepang memunculkan gelombang diskusi hangat di berbagai platform media sosial. Warganet Indonesia, khususnya, tak henti-hentinya memuji tindakan terpuji tersebut. 

Perbandingan pun tak terelakkan, muncul pertanyaan mendasar tentang kesadaran akan kebersihan di kalangan suporter sepak bola Indonesia. Aksi ini menjadi cermin bagi kita untuk merefleksikan kebiasaan dan perilaku saat menyaksikan pertandingan sepak bola.

Lebih dari sekadar aksi bersih-bersih, tindakan suporter Jepang ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan pengelola stadion untuk meningkatkan fasilitas kebersihan di stadion. 

Jika penonton sudah menunjukkan kesadaran yang tinggi, sudah selayaknya fasilitas pendukung pun ditingkatkan. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua pengunjung stadion.

Dalam konteks yang lebih luas, aksi ini turut memperkuat citra positif Jepang di mata dunia. Sebagai negara yang dikenal dengan kedisiplinan dan kepedulian terhadap lingkungan, Jepang kembali menunjukkan kualitasnya melalui tindakan nyata para suporternya. 

Di tengah maraknya isu lingkungan global, aksi ini menjadi contoh nyata bahwa setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, bahkan dalam momen-momen penuh semangat seperti pertandingan sepak bola.

Tentu saja, aksi ini juga memunculkan harapan baru bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Jika suporter Indonesia dapat meneladani semangat dan kesadaran akan kebersihan seperti yang ditunjukkan oleh suporter Jepang, maka atmosfer pertandingan sepak bola di Indonesia akan menjadi lebih positif dan menarik. 

Bayangkan betapa indahnya jika setiap pertandingan sepak bola di Indonesia tidak hanya menyajikan tontonan yang menghibur, tetapi juga menjadi ajang untuk menunjukkan sikap yang sportif dan bertanggung jawab.

Pelajaran yang bisa kita ambil

Pelajaran yang bisa kita ambil dari aksi bersih-bersih suporter Jepang ini begitu berharga. Ini bukan sekadar tentang membuang sampah pada tempatnya, melainkan tentang kesadaran akan tanggung jawab terhadap lingkungan, rasa hormat terhadap tempat umum, dan nilai-nilai kebersamaan. 

Budaya omotenashi yang mereka bawa, mengajarkan kita bahwa melayani tidak hanya berarti memberikan sesuatu, tetapi juga menciptakan kenyamanan bagi orang lain, termasuk lingkungan sekitar.

Perbandingan dengan budaya Indonesia pun menarik untuk disoroti. Kita sebagai tuan rumah tentu merasa bangga dengan semangat sportivitas yang ditunjukkan kedua tim. Namun, aksi bersih-bersih suporter Jepang ini juga menjadi refleksi bagi kita untuk terus memperbaiki diri. 

Bukan berarti kita tidak memiliki nilai-nilai luhur, namun aksi mereka menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekitar.

Di media sosial, aksi ini menjadi viral dan memancing berbagai reaksi. Ada yang kagum, ada yang terinspirasi, namun tak sedikit pula yang merasa malu karena belum bisa mencontoh perilaku serupa. 

Namun, terlepas dari berbagai reaksi, satu hal yang pasti, aksi ini telah menyadarkan kita akan pentingnya mengubah perilaku.

Mari kita mulai perubahan dari diri sendiri. Mulai dari hal-hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dan saling mengingatkan satu sama lain. 

Dengan begitu, kita tidak hanya akan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga menjadi contoh yang baik bagi generasi mendatang.

Aksi bersih-bersih suporter Jepang ini juga menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat rasa nasionalisme. Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang ramah, santun, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur. 

Dengan begitu, kita dapat menarik lebih banyak wisatawan dan investor yang akan memberikan dampak positif bagi perekonomian negara.

Kesimpulan

Aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh suporter Jepang setelah pertandingan sepak bola, terutama yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, bukanlah sekadar tindakan spontan. 

Di balik aksi tersebut tersimpan nilai-nilai luhur budaya Jepang yang dikenal sebagai omotenashi, yaitu semangat melayani dan menghormati orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun