Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Dilema Ikan Kaleng: Mengutamakan Praktikalitas atau Kualitas Nutrisi dalam Menu Sehat Anak?

13 November 2024   18:46 Diperbarui: 14 November 2024   08:35 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Ikan kaleng. Perbandingan gizi ikan kaleng vs ikan segar. | Dok. Thelocal.se/Ralf Bergman/TT via Kompas.com

Dalam upaya meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia, program makan gratis menjadi salah satu solusi yang digulirkan.

Namun, di balik niat mulia tersebut, tersimpan dilema yang cukup kompleks, bagaimana menyeimbangkan antara aspek praktis dan keterjangkauan program dengan kualitas nutrisi yang optimal bagi tumbuh kembang anak?

Salah satu isu terkini adalah usulan penggunaan ikan kaleng sebagai salah satu sumber protein dalam menu makan gratis.

Usulan ini muncul sebagai upaya untuk meningkatkan asupan protein bagi masyarakat, terutama di daerah yang sulit mengakses protein hewani segar.

Ikan kaleng dinilai memiliki beberapa keunggulan, seperti daya simpan yang lama, harga yang relatif terjangkau, dan kemudahan dalam pengolahan.

Namun, usulan ini juga memunculkan sejumlah pertanyaan dan tantangan. Beberapa ahli gizi menyoroti potensi kandungan garam yang tinggi pada ikan kaleng, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai kualitas nutrisi ikan kaleng dibandingkan dengan ikan segar.

Ikan Kaleng, Solusi Praktis atau Jebakan Gizi?

Ikan kaleng, dengan segala kemudahannya, seringkali menjadi pilihan praktis dalam penyediaan makanan massal. Namun, di balik kemudahannya tersimpan dilema gizi yang kompleks. Kandungan garam, pengawet, dan minyak yang tinggi dalam ikan kaleng dapat memengaruhi keseimbangan nutrisi anak.

Selain itu, proses pengalengan dapat mengurangi kadar vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Padahal, anak-anak membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk mendukung perkembangan fisik dan kognitif mereka.

Perlu diingat bahwa ikan kaleng hanyalah salah satu sumber protein. Ada banyak alternatif sumber protein lainnya yang lebih kaya nutrisi, seperti daging ayam tanpa kulit, telur, tahu, tempe, dan berbagai jenis kacang-kacangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun