Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah Memanaskan Bumi, Gas Metana Jadi Musuh Utama

7 November 2024   19:47 Diperbarui: 7 November 2024   20:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda berpikir bahwa sampah yang kita buang setiap hari dapat menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global? Mungkin terdengar mengejutkan, namun faktanya, pembusukan sampah organik, terutama di tempat pembuangan akhir (TPA), menghasilkan gas metana yang sangat berbahaya bagi lingkungan.

Gas metana, senyawa kimia yang terdiri dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen (CH), adalah salah satu gas rumah kaca paling kuat, bahkan jauh lebih kuat daripada karbon dioksida (CO) dalam memerangkap panas di atmosfer.

Ketika sampah organik seperti sisa makanan, kertas, dan daun-daun kering membusuk di dalam TPA tanpa oksigen yang cukup, bakteri anaerob akan menghasilkan gas metana. Gas ini kemudian terlepas ke atmosfer dan berkontribusi pada efek rumah kaca, yang menyebabkan kenaikan suhu global.

Kenaikan suhu bumi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca, termasuk metana, memiliki dampak yang sangat serius bagi kehidupan di bumi. Salah satu dampak yang paling nyata adalah perubahan iklim yang ekstrem. Kita telah menyaksikan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, badai, dan kekeringan.

Selain itu, kenaikan permukaan air laut juga mengancam keberadaan pulau-pulau kecil dan daerah pesisir. Perubahan iklim juga mengganggu ekosistem laut dan daratan, mengancam keanekaragaman hayati, serta menyebabkan masalah kesehatan pada manusia.

Lalu, dari mana saja sumber gas metana terbesar selain TPA? Peternakan merupakan salah satu kontributor utama emisi gas metana. Proses pencernaan hewan ruminansia seperti sapi dan kambing menghasilkan metana dalam jumlah yang signifikan. Selain itu, pertanian juga menjadi sumber emisi metana, terutama dari penggunaan pupuk organik dan kotoran hewan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan, seperti insentif untuk daur ulang dan pengomposan. 

Industri juga harus berperan aktif dalam mengurangi produksi sampah dan mencari alternatif bahan baku yang ramah lingkungan. Sementara itu, masyarakat dapat berkontribusi dengan cara mengurangi produksi sampah, memilah sampah, dan mengkompos sampah organik di rumah.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA dan meminimalkan produksi gas metana. Selain itu, investasi dalam teknologi pengolahan sampah yang lebih baik, seperti pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dan penangkapan serta pemanfaatan gas metana, juga sangat penting.

Solusi Mengatasi Masalah

Untuk mengatasi permasalahan sampah organik dan emisi gas metana yang semakin mengkhawatirkan, diperlukan upaya komprehensif dari berbagai pihak. Salah satu solusi yang paling efektif adalah dengan mengelola sampah organik secara tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun