Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Tenang, Mama Papa Senang: Si Babysitter Berkaki Empat

28 Oktober 2024   17:11 Diperbarui: 28 Oktober 2024   17:11 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Kucing peliharaan dan bayi. | Image by Shutterstock/Pshevlotskyy Oleksandr via KOMPAS.com

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, kehadiran hewan peliharaan, khususnya kucing, dalam keluarga semakin populer. 

Selain menjadi teman setia, kucing juga memiliki peran unik dalam perkembangan anak, terutama bayi. 

Banyak orangtua yang mengamati bahwa bayi mereka menjadi lebih tenang dan nyaman ketika berada di dekat kucing. 

Fenomena ini pun menarik perhatian para peneliti dan ahli anak.

Kucing, Penenang Alami Si Kecil

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara bayi dan kucing dapat memberikan manfaat psikologis yang signifikan. 

Kucing, dengan bulu lembutnya dan suara dengkuran yang menenangkan, dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi bayi. 

Dengkuran kucing memiliki frekuensi yang serupa dengan detak jantung manusia saat sedang rileks, sehingga dapat membantu bayi untuk merasa lebih tenang dan mudah tertidur.

Selain itu, sentuhan lembut bulu kucing juga dapat merangsang produksi hormon oksitosin pada bayi, yaitu hormon yang terkait dengan perasaan bahagia dan ikatan sosial. 

Hormon oksitosin ini tidak hanya bermanfaat untuk menenangkan bayi, tetapi juga memperkuat ikatan antara bayi dan ibunya.

Belajar Bersosialisasi dan Empati

Interaksi dengan kucing sejak dini juga dapat membantu bayi belajar bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan empati. 

Bayi akan belajar bagaimana berinteraksi dengan makhluk hidup lain, memahami bahasa tubuh, dan merespons perasaan orang lain. 

Selain itu, merawat kucing bersama-sama dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga dan mempererat hubungan antar anggota keluarga.

Manfaat Lain dari Kehadiran Kucing

Pertama, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh bersama hewan peliharaan, termasuk kucing, cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah salah satu manfaat signifikan yang didapatkan anak-anak yang tumbuh bersama hewan peliharaan, khususnya kucing. 

Beberapa penelitian telah menunjukkan korelasi positif antara interaksi dengan hewan peliharaan sejak dini dan peningkatan fungsi kekebalan tubuh.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Paparan terhadap berbagai jenis bakteri dan mikroorganisme yang dibawa oleh hewan peliharaan dapat merangsang sistem kekebalan tubuh anak untuk bekerja lebih aktif. 

Sejak kecil, tubuh anak-anak ini terlatih untuk mengenali dan melawan berbagai macam patogen. 

Akibatnya, mereka cenderung memiliki respon imun yang lebih baik terhadap berbagai macam penyakit.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan hewan peliharaan cenderung lebih jarang mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek dan flu. 

Hal ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh mereka lebih efektif dalam melawan virus dan bakteri penyebab infeksi.

Kedua, mengurangi risiko alergi. Meskipun terdengar kontradiktif, tumbuh bersama kucing sejak dini justru dapat mengurangi risiko alergi pada anak.

Meskipun terdengar kontradiktif, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tumbuh bersama kucing sejak dini justru dapat mengurangi risiko alergi pada anak. 

Fenomena ini mungkin terdengar membingungkan, mengingat kucing sering dianggap sebagai salah satu pemicu utama alergi. 

Namun, para ahli memiliki beberapa teori menarik untuk menjelaskan hal ini.

Salah satu teori yang paling populer adalah "hipotesis kebersihan". Teori ini berpendapat bahwa paparan dini terhadap berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri dan virus yang dibawa oleh hewan peliharaan, dapat membantu melatih sistem kekebalan tubuh anak untuk merespons alergen dengan lebih tepat. 

Dengan kata lain, sistem kekebalan tubuh anak yang terpapar berbagai jenis mikroorganisme sejak dini akan lebih toleran terhadap zat-zat yang biasanya dianggap sebagai alergen.

Teori lain menyoroti peran mikrobioma usus. Mikrobioma usus adalah kumpulan mikroorganisme yang hidup di dalam usus manusia. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh bersama hewan peliharaan memiliki komposisi mikrobioma usus yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki hewan peliharaan. 

Perbedaan komposisi mikrobioma ini diyakini dapat mempengaruhi perkembangan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko alergi.

Meskipun tumbuh bersama kucing dapat memberikan manfaat bagi sistem kekebalan tubuh, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang cocok memiliki hewan peliharaan. 

Beberapa orang mungkin memiliki alergi yang sangat parah terhadap kucing, sehingga sebaiknya menghindari kontak langsung dengan hewan tersebut. 

Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar hewan peliharaan agar tidak menjadi sumber penyakit.

Ketiga, menjadi teman bermain. Kucing dapat menjadi teman bermain yang menyenangkan bagi anak-anak, terutama saat mereka mulai belajar merangkak dan berjalan.

Kucing memang lebih dari sekadar hewan peliharaan. 

Bagi anak-anak, kucing seringkali menjadi teman bermain yang tak tergantikan, terutama saat mereka memasuki tahap perkembangan penting seperti merangkak dan berjalan. 

Interaksi dengan kucing dapat memberikan berbagai manfaat bagi tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun sosial-emosional.

Saat bayi mulai belajar merangkak, kucing dapat menjadi objek yang menarik untuk di kejar. 

Gerakan kucing yang lincah dan suara meongnya yang khas dapat merangsang bayi untuk bergerak lebih aktif. 

Kegiatan mengejar kucing ini tidak hanya melatih motorik kasar bayi, tetapi juga membantu mengembangkan koordinasi mata-tangan dan meningkatkan ketangkasannya.

Ketika anak sudah mulai berjalan, kucing masih tetap menjadi teman bermain yang menyenangkan. 

Mereka dapat diajak bermain petak umpet atau sekedar berlari-lari kecil di halaman. 

Melalui permainan-permainan ini, anak-anak belajar tentang kerjasama, mengambil giliran, dan menghargai perasaan hewan.

Perhatian yang Perlu Diberikan

Meskipun kucing memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak, penting untuk selalu mengawasi interaksi antara bayi dan kucing. 

Orangtua harus memastikan bahwa kucing dalam kondisi sehat dan bersih. 

Selain itu, orangtua juga perlu mengajarkan anak-anak cara berinteraksi dengan kucing dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Kesimpulan

Kucing bukan hanya sekadar hewan peliharaan, tetapi juga dapat menjadi teman terbaik bagi bayi. 

Kehadiran kucing dalam keluarga dapat memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun psikologis. 

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda-beda, dan tidak semua anak akan merespons kehadiran kucing dengan cara yang sama. 

Oleh karena itu, orangtua perlu memperhatikan perkembangan anak secara individual dan berkonsultasi dengan dokter anak jika memiliki kekhawatiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun