Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah Bukan Musuh Musim Hujan, tapi Musuh Lingkungan Kita

28 Oktober 2024   06:23 Diperbarui: 28 Oktober 2024   12:47 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali musim hujan tiba, kita kerap mendengar berita tentang banjir yang melanda berbagai daerah. Banjir seolah menjadi tamu tak diundang yang selalu datang saat musim penghujan.

Namun, pernahkah kita bertanya-tanya, apa sebenarnya penyebab utama banjir yang semakin sering terjadi? Salah satu jawabannya adalah sampah.

Selama ini, kita seringkali menyalahkan hujan sebagai penyebab utama banjir. Padahal, hujan hanyalah fenomena alam yang terjadi secara alami. Banjir yang terjadi justru disebabkan oleh ulah manusia sendiri, yakni kebiasaan membuang sampah sembarangan.

Sampah yang menumpuk di saluran air, sungai, dan lingkungan sekitar menjadi penghalang bagi aliran air hujan. Akibatnya, air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar dan menyebabkan terjadinya genangan air bahkan banjir.

Dampak Buruk Sampah bagi Lingkungan

Selain mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan manusia, sampah juga menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman hayati. Banyak hewan laut, seperti penyu, paus, dan burung laut, seringkali terjerat atau memakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Hal ini dapat menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan tersebut dan mengganggu keseimbangan ekosistem laut.

Sampah yang dibuang di daratan juga dapat merusak habitat alami berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Misalnya, sampah plastik yang terurai menjadi mikroplastik dapat terakumulasi dalam tanah dan mencemari sumber air, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman dan kehidupan organisme tanah.

Tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam. Sampah organik yang membusuk dapat menghasilkan gas metana, yang bersifat mudah terbakar dan dapat memicu kebakaran. Selain itu, sampah yang menyumbat saluran air juga dapat menyebabkan banjir dan longsor, terutama saat musim hujan.

Selain itu, pembuangan sampah secara sembarangan juga berkontribusi terhadap perubahan iklim. Saat sampah organik membusuk di tempat pembuangan sampah terbuka, akan dihasilkan gas metana yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Gas rumah kaca ini akan terperangkap di atmosfer dan menyebabkan suhu bumi meningkat.

Masalah sampah merupakan masalah kompleks yang memiliki dampak yang sangat luas dan serius. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi masalah sampah harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun