Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senangnya Nobar Debat Pilkada dengan Anak-Anak: Kejutan dari Generasi Muda

28 Oktober 2024   04:12 Diperbarui: 28 Oktober 2024   04:43 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam tadi, Ahad malam Senin, 27 Oktober 2024, menjadi malam yang tak terlupakan bagi keluarga kami. 

Bukan sekadar menonton televisi, melainkan sebuah pengalaman berharga dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini. 

Kami memutuskan untuk mengajak ketiga anak kami (nama inisial), AS, AE dan anak kami yang bungsu, AJ, menyaksikan langsung debat kandidat Pilkada yakni debat kedua cagub cawagub Jakarta.

Awalnya, kami khawatir mereka akan merasa bosan dengan diskusi politik yang terkesan serius. 

Namun, kekhawatiran itu sirna seketika. Sejak awal debat, mata mereka berkilau penuh minat. 

Mereka mendengarkan dengan seksama setiap kata yang terucap, sesekali bertanya tentang istilah atau konsep yang belum mereka pahami.

Yang paling mengejutkan adalah komentar-komentar mereka yang cerdas dan penuh kejutan. 

AS si sulung, mengamati dengan cermat gaya bicara para kandidat. Pak, Bu, kenapa Pak X (tidak menyebut nama langsung) sering mengulang kata yang sama? Apakah itu strategi khusus ya?" tanyanya penasaran. 

AE, yang tengah, lebih fokus pada janji-janji kampanye. "Kalau jadi pemimpin, aku mau seperti Pak Y yang janji mau bikin taman bermain baru di dekat pusat kota," ujarnya dengan semangat. 

Sementara AJ, si bungsu, dengan polosnya bertanya, "Kenapa mereka harus berdebat sih? Kenapa enggak bisa jadi teman aja?"

Pertanyaan-pertanyaan polos namun dalam dari anak-anak kami ini justru membuka diskusi yang menarik. 

Kami mencoba menjelaskan tentang pentingnya perbedaan pendapat dalam demokrasi, bagaimana pemimpin harus bisa meyakinkan masyarakat dengan ide-idenya, dan mengapa penting untuk memilih pemimpin yang tepat.

Dari pengalaman ini, kami semakin yakin bahwa anak-anak memiliki potensi yang luar biasa untuk memahami konsep-konsep demokrasi yang kompleks. 

Dengan bahasa yang sederhana dan contoh-contoh yang relevan, kita dapat menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak usia dini. 

Semoga generasi muda Indonesia tumbuh menjadi warga negara yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.

Pengalaman menonton debat Pilkada bersama anak-anak menjadi pengingat bagi kita semua betapa pentingnya menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini. 

Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, dan melalui pendidikan politik sejak usia dini, kita dapat membentuk karakter pemimpin masa depan yang berkualitas.

Demokrasi bukanlah sekadar peristiwa lima tahunan, melainkan sebuah cara hidup. 

Dalam keluarga, kita dapat mengajarkan anak-anak untuk menghargai perbedaan pendapat, mengambil keputusan bersama, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. 

Sekolah juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa sebagai warga negara yang demokratis. 

Melalui kegiatan ekstrakurikuler, diskusi kelas, dan proyek-proyek pembelajaran yang relevan, siswa dapat belajar tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.

Tentu saja, dalam upaya menanamkan nilai-nilai demokrasi pada anak-anak, kita juga menghadapi berbagai tantangan. 

Salah satunya adalah arus informasi yang begitu deras dan beragam di era digital. 

Anak-anak perlu dibimbing untuk menyaring informasi dan memilah mana yang benar dan mana yang salah. 

Selain itu, penting juga bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang demokrasi, di mana kebebasan berekspresi dan perbedaan pendapat dihargai.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan politik, kita dapat berharap generasi muda Indonesia tumbuh menjadi generasi emas yang mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. 

Mereka akan menjadi pemimpin yang visioner, inovatif, dan berintegritas, serta mampu menghadapi tantangan global dengan penuh percaya diri.

Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang demokrasi di Indonesia. 

Mulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat luas, kita dapat berkontribusi dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan peduli terhadap masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun