Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumpah Pemuda 2.0: Upgrade Negeri

27 Oktober 2024   20:28 Diperbarui: 27 Oktober 2024   20:28 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Logo Hari Sumpah Pemuda 2024 | Kemenpora RI via KOMPAS.com

Tahun 1928, tepatnya 28 Oktober, sekelompok pemuda Indonesia bersumpah untuk mengikat persatuan Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi tonggak sejarah yang tak terlupakan, menjadi semangat juang untuk meraih kemerdekaan. Kini, di era digital yang serba cepat, semangat Sumpah Pemuda perlu kita aktualisasikan kembali. Bukan hanya sekadar mengingat sejarah, tapi lebih dari itu, kita harus melakukan upgrade, sebuah pembaruan sistem untuk mencapai versi Indonesia yang lebih baik.

Mengapa kita perlu upgrade?

Indonesia telah banyak mencapai kemajuan, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Ketimpangan sosial, kerusakan lingkungan, korupsi, dan birokrasi yang rumit adalah beberapa masalah yang perlu segera diselesaikan. Selain itu, dalam persaingan global, kita perlu terus beradaptasi dan meningkatkan daya saing bangsa.

Apa yang dimaksud dengan upgrade?

Upgrade dalam konteks ini berarti melakukan perubahan dan perbaikan pada berbagai aspek kehidupan bangsa. Perubahan tidak hanya pada sistem pemerintahan, tetapi juga pada sistem sosial, ekonomi, dan budaya. Upgrade juga berarti meningkatkan kualitas sumber daya manusia, teknologi, dan infrastruktur.

Sumpah Pemuda 2.0: Apa yang baru?

Jika Sumpah Pemuda 1.0 fokus pada persatuan dan kesatuan bangsa, maka Sumpah Pemuda 2.0 harus lebih inklusif dan mengakomodasi perubahan zaman. Sumpah Pemuda 2.0 adalah tentang:

Persatuan dalam keberagaman. Merayakan keberagaman budaya dan etnis sambil tetap menjaga persatuan.

Dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, keberagaman bukan sekadar semboyan, melainkan sebuah kenyataan yang kaya akan warna dan nuansa. Dari Sabang sampai Merauke, kita menemukan kekayaan budaya yang begitu melimpah. Tarian tradisional yang memukau, musik khas daerah, serta beragam kuliner menjadi bukti nyata akan keindahan keberagaman bangsa kita.

Namun, di tengah keberagaman yang indah ini, kita juga seringkali dihadapkan pada tantangan. Isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) masih sering muncul dan menjadi pemicu konflik. Hoaks dan ujaran kebencian yang tersebar di media sosial semakin memperkeruh suasana. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa harus terus dilakukan secara konsisten.

Salah satu kunci utama dalam menjaga persatuan adalah pendidikan. Pendidikan karakter sejak dini sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan saling menghormati. Dengan pendidikan yang berkualitas, generasi muda diharapkan mampu menjadi generasi penerus yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun