Dengan kata lain, gaya 90-an memungkinkan generasi Z untuk 'menjadi diri sendiri' tanpa harus mengikuti standar kecantikan yang sempit.
Selain itu, gaya 90-an sering dikaitkan dengan gerakan-gerakan sosial yang memperjuangkan kesetaraan, inklusivitas, dan keberagaman.
Generasi Z, yang tumbuh di era yang semakin sadar akan isu-isu sosial, melihat gaya 90-an sebagai cara untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap nilai-nilai tersebut.
Misalnya, dengan mengenakan pakaian oversized atau androgini, mereka menantang norma-norma gender yang telah lama ada.
Bagi generasi Z, gaya 90-an bukan hanya sekadar tren, tetapi juga sebuah kenangan. Mereka mungkin tumbuh dengan menonton film-film atau mendengarkan musik-musik dari era tersebut.
Dengan mengenakan pakaian ala 90-an, mereka seakan-akan kembali ke masa kecil yang penuh dengan kegembiraan dan tanpa beban.
Gaya 90-an menjadi semacam 'time capsule' yang membawa mereka kembali ke masa lalu yang indah.
Di sisi lain, media sosial telah memainkan peran yang sangat penting dalam kebangkitan kembali tren 90-an.
Platform seperti TikTok, Instagram, dan Pinterest menjadi wadah bagi generasi Z untuk berbagi gaya mereka, menginspirasi orang lain, dan menciptakan komunitas online yang solid.
Hashtag-hashtag seperti #90sfashion, #vintage, dan #retro semakin populer, menunjukkan betapa besar minat generasi muda terhadap era 90-an.
Penguasaan Diri dan Kepercayaan Diri