Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Lansia Milenial? Generasi Baru yang Mendefinisikan Usia Senja

12 Oktober 2024   21:36 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:38 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi talkshow Dewi Motik Pramono dan Moza Pramita. Mereka berbagi cerita berkolaborasi sebagai junior dan senior. | Dok Senja Week 2024 via KOMPAS.com

Konsep "lansia" selama ini seringkali diidentikkan dengan sosok yang lemah, bergantung, dan pasif. Namun, seiring berjalannya waktu, persepsi tersebut mulai bergeser. Muncullah generasi baru lansia yang tidak lagi mengikuti stereotip tradisional. Mereka adalah para lansia milenial, individu yang lahir di era baby boomer hingga generasi X, namun memiliki semangat muda dan gaya hidup yang sangat berbeda dengan lansia pada umumnya.

Siapa Lansia Milenial itu?

Lansia milenial adalah mereka yang tumbuh di era digital, akrab dengan teknologi, dan memiliki akses informasi yang luas. Mereka tidak hanya sekadar menikmati masa pensiun, tetapi juga aktif berkarya, mengejar minat, dan terus belajar hal-hal baru. Ciri khas lansia milenial antara lain:

Pertama, aktif di media sosial. Lansia milenial sangat aktif menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan keluarga, teman, dan komunitas. Mereka berbagi cerita, foto, dan video, serta mengikuti tren terbaru.

Ini menggambarkan sebuah perubahan sosial yang signifikan. Lansia milenial telah menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk menikmati teknologi dan berpartisipasi dalam kehidupan digital. Mereka telah mengubah cara kita memandang lansia dan membuka peluang baru bagi masyarakat.

Kedua, minat pada teknologi. Mereka tidak takut dengan teknologi dan bahkan seringkali menjadi pengguna gadget yang mahir. Banyak lansia milenial yang memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi, belajar, dan berbisnis.

Ini menyiratkan bahwa sebuah generasi lansia yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga menjadi bagian aktif dalam membentuk masa depan. Minat mereka pada teknologi tidak hanya sekedar hobi, tetapi juga mencerminkan keinginan mereka untuk tetap relevan dan berkontribusi pada masyarakat.

Ketiga, gaya hidup aktif. Lansia milenial cenderung memiliki gaya hidup yang aktif dan sehat. Mereka rajin berolahraga, mengikuti kelas-kelas minat, dan melakukan perjalanan wisata.

Artinya, sebuah tren di mana generasi lansia yang lahir atau tumbuh di era milenial (sekitar tahun 1946-1964) memiliki gaya hidup yang lebih dinamis dan sehat dibandingkan dengan generasi lansia sebelumnya. Mereka tidak hanya pasif di rumah, tetapi aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi fisik dan mental.

Keempat, mempunyai mindset yang muda. Mereka memiliki mindset yang positif dan selalu terbuka terhadap hal-hal baru. Mereka tidak merasa tua dan terus berusaha untuk mengembangkan diri.

Ini menunjukkan bahwa sebuah generasi lansia yang tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga hidup lebih baik. Mindset yang muda memungkinkan mereka untuk menjalani hidup yang lebih bahagia, lebih produktif, dan lebih bermakna.

Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Lansia Milenial

Perkembangan teknologi. Kemudahan akses internet dan berbagai aplikasi telah mengubah cara hidup manusia, termasuk lansia.

Bahwa kemajuan teknologi, khususnya dalam hal akses internet dan berbagai aplikasi, telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari manusia, termasuk mereka yang sudah lanjut usia. Perubahan ini terjadi begitu cepat dan mendasar sehingga memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari cara berkomunikasi, belajar, bekerja, hingga bersosialisasi.

Peningkatan pendidikan. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi membuat lansia milenial memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.

Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh generasi lansia milenial, maka semakin baik pula pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Ini berarti lansia milenial cenderung memiliki pemahaman yang lebih luas tentang berbagai hal, serta kemampuan untuk melakukan berbagai tugas yang lebih kompleks dibandingkan dengan generasi lansia sebelumnya yang mungkin memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Perubahan gaya hidup. Masyarakat modern semakin menghargai kesehatan, kecantikan, dan gaya hidup aktif.

Hal ini adanya pergeseran besar dalam nilai-nilai dan prioritas masyarakat modern. Dulu, orang mungkin lebih fokus pada aspek materi atau status sosial. Namun, kini semakin banyak orang yang menyadari pentingnya kesehatan fisik dan mental, penampilan yang menarik, dan gaya hidup yang aktif.

Peran keluarga dan masyarakat. Dukungan keluarga dan masyarakat yang positif mendorong lansia milenial untuk terus produktif dan berdaya.

Di sini, pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung lansia milenial agar tetap aktif dan produktif. Ini berarti bahwa lingkungan sekitar, baik keluarga maupun komunitas tempat lansia tinggal, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup dan semangat hidup mereka.

Dampak Munculnya Lansia Milenial

Munculnya lansia milenial membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat, antara lain:

Lansia milenial mengubah stigma negatif tentang lansia menjadi lebih positif. Mereka menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkarya dan berkreasi.

Kemudian, lansia milenial menjadi pasar baru yang potensial bagi berbagai produk dan jasa. Mereka juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan wirausaha dan investasi.

Lansia milenial juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Mereka menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi muda.

Tantangan yang Dihadapi Lansia Milenial

Meskipun memiliki banyak kelebihan, lansia milenial juga menghadapi beberapa tantangan, seperti, digital Divide yakni tidak semua lansia memiliki akses yang sama terhadap teknologi.

Kesehatan, masalah kesehatan yang terkait dengan usia tetap menjadi tantangan bagi lansia milenial.

Lalu lansia milenial mengalami kesepian. Meskipun aktif di media sosial, lansia milenial tetap bisa merasa kesepian jika tidak memiliki interaksi sosial yang cukup.

Kesimpulan, lansia milenial adalah generasi baru yang mendefinisikan ulang makna usia senja. Mereka membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk mencapai impian dan menjalani hidup yang berkualitas. Dengan semangat muda dan inovasi, lansia milenial menjadi inspirasi bagi banyak orang dan membawa angin segar bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun