Kenaikan tarif ojek online (ojol) yang beberapa waktu belakangan ini menjadi sorotan publik, ternyata tidak serta-merta membawa angin segar bagi para pengemudi. Di balik kenaikan tarif yang cukup signifikan, tersimpan cerita pahit para mitra pengemudi yang merasa tak kunjung merasakan manisnya keuntungan.
Banyak pengemudi ojol yang mengeluhkan bahwa kenaikan tarif tidak berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan mereka. Pasalnya, potongan yang diambil oleh perusahaan aplikasi justru ikut membengkak. Alhasil, kenaikan tarif yang dinantikan justru terasa seperti angin lalu, dan para pengemudi tetap saja harus berjibaku dengan penghasilan yang minim.
"Dulu pas tarifnya masih murah, potongannya juga enggak sebesar sekarang. Sekarang tarif naik, tapi potongannya ikut naik juga, bahkan lebih tinggi. Jadinya sama aja, kita tetap dapatnya sedikit," ungkap Dedi, seorang pengemudi ojol di Bandung yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia ini saat diwawancarai, Sabtu (12/10/2024).
Potongan Berlapis
Potongan yang dimaksud Dedi bukan hanya potongan untuk biaya layanan aplikasi, tetapi juga berbagai macam potongan lainnya seperti biaya asuransi, biaya servis, dan biaya promosi. Besaran potongan ini pun beragam, tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan aplikasi.
"Kadang-kadang potongan biaya layanan aplikasi saja sudah mencapai 20% dari total pendapatan. Belum lagi potongan-potongan lainnya. Jadi, kita yang kerja keras, tapi yang paling untung malah perusahaan aplikasinya," keluh Yusdianto, pengemudi ojol lainnya di Bandung.
Dampak terhadap Kesejahteraan Pengemudi
Kenaikan tarif yang tidak berdampak signifikan pada pendapatan pengemudi tentu saja berimbas pada kesejahteraan mereka. Banyak pengemudi yang merasa kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit.
"Dengan pendapatan yang minim, kita jadi sulit untuk menabung atau menyisihkan uang untuk masa depan. Anak-anak juga butuh biaya sekolah, rumah tangga juga butuh biaya. Rasanya berat sekali," ujar Teti, seorang pengemudi ojol perempuan.
Perlu Ada Solusi
Kondisi ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak. Pemerintah, perusahaan aplikasi, dan para pengemudi perlu duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: