Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Miris, Eksperimen Sosial Siswa Tak Tahu Pengetahuan Umum: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

9 Oktober 2024   05:59 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:17 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Eksperimen sosial siswa tak tahu pengetahuan umum. | Foto. Dokumentasi Pribadi

Video viral di TikTok yang diunggah oleh @dino_wakkjess dan kemudian diangkat oleh program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (8/10/2024) telah menyoroti sebuah fenomena yang mengundang keprihatinan yakni rendahnya pengetahuan umum di kalangan siswa.

Eksperimen sosial sederhana yang dilakukan oleh sang kreator konten ini berhasil mengungkap fakta mengejutkan tentang kurangnya pemahaman siswa terhadap berbagai hal yang dianggap sebagai pengetahuan dasar.

Apa yang Terjadi dalam Video Tersebut?

Dalam video tersebut, @dino_wakkjess melakukan interaksi langsung dengan sejumlah siswa. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berkaitan dengan pengetahuan umum, seperti nama singkatan DPR, MPR, atau Ibu kota salah satu provinsi di Indonesia.

Hasilnya sungguh mengejutkan, banyak siswa yang kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Apa yang Menyebabkan Hal Ini Terjadi?

Beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap rendahnya pengetahuan umum di kalangan siswa, antara lain:

Terlalu fokus pada ujian. Sistem pendidikan yang terlalu berorientasi pada ujian seringkali membuat siswa lebih fokus pada menghafal materi pelajaran daripada memahami konsep secara mendalam.

Terlalu fokus pada ujian telah menciptakan lingkaran setan dalam dunia pendidikan kita. Siswa merasa terbebani oleh tuntutan untuk selalu mendapatkan nilai terbaik, sementara sekolah lebih sibuk mempersiapkan siswa untuk ujian daripada mengembangkan potensi mereka secara utuh.

Akibatnya, proses pembelajaran menjadi mekanis dan kurang bermakna, dan siswa cenderung mengalami stres dan burnout. Padahal, pendidikan seharusnya menjadi proses yang menyenangkan dan memberdayakan.

Kita perlu mengubah paradigma dan fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan keterampilan sosial siswa. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan penilaian autentik, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21.

Kurangnya akses informasi berkualitas. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap informasi berkualitas. Keterbatasan sumber belajar dan literasi digital dapat menghambat perluasan pengetahuan mereka.

Kurangnya akses informasi berkualitas telah menciptakan ketimpangan yang signifikan dalam dunia pendidikan. Siswa yang tinggal di daerah perkotaan dengan mudah mengakses berbagai sumber belajar, sementara siswa di daerah terpencil seringkali kesulitan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Hal ini tidak hanya berdampak pada prestasi belajar, tetapi juga menghambat perkembangan kreativitas dan inovasi.

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu meningkatkan literasi digital siswa, memperluas akses internet, dan membangun perpustakaan yang memadai. Dengan demikian, setiap siswa akan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

Peran teknologi. Penggunaan gadget yang berlebihan tanpa pengawasan yang tepat dapat mengalihkan perhatian siswa dari kegiatan membaca dan belajar.

Perkembangan teknologi memang memberikan banyak kemudahan, namun juga membawa tantangan baru. Penggunaan gadget yang berlebihan tanpa pengawasan yang tepat dapat mengalihkan perhatian siswa dari kegiatan membaca dan belajar.

Kecanduan gadget, penurunan minat baca, dan gangguan konsentrasi adalah beberapa dampak negatif yang sering terjadi.

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu meningkatkan literasi digital siswa, membatasi penggunaan gadget, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk mendukung proses pembelajaran.

Kurangnya minat membaca. Kebiasaan membaca yang kurang sejak dini dapat menghambat pengembangan kosakata dan pengetahuan umum siswa.

Kurangnya minat membaca sejak dini memiliki dampak yang sangat luas terhadap perkembangan siswa. Selain menghambat pengembangan kosakata dan pengetahuan umum, kebiasaan membaca yang kurang juga dapat menghambat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, mengekspresikan diri, dan berpikir kritis.

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu membudayakan membaca sejak dini, menyediakan bahan bacaan yang menarik, dan mengadakan kegiatan literasi. Dengan demikian, siswa dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berpengetahuan luas.

Apa Dampaknya Bagi Pendidikan dan Masa Depan?

Rendahnya pengetahuan umum dapat berdampak buruk bagi pendidikan dan masa depan siswa. Siswa yang memiliki pengetahuan umum yang luas cenderung lebih kritis, kreatif, dan mampu beradaptasi dengan perubahan.

Sebaliknya, siswa yang kurang pengetahuan umum akan kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang lebih kompleks dan menghadapi tantangan di dunia kerja.

Apa yang Perlu Dilakukan?

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk:

Sekolah: Sekolah perlu merancang kurikulum yang lebih holistik, tidak hanya berfokus pada mata pelajaran akademis, tetapi juga pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan literasi.

Sekolah perlu merancang kurikulum yang lebih holistik, tidak hanya berfokus pada mata pelajaran akademis, tetapi juga pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan literasi. Integrasi teknologi, kerjasama dengan perpustakaan, dan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif merupakan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan.

Guru sebagai fasilitator memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing siswa menemukan minat baca mereka. Dengan bekerja sama dengan orang tua, sekolah dapat menciptakan ekosistem literasi yang kuat. Membudayakan membaca sejak dini adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat bagi siswa sepanjang hidup mereka.

Orang Tua: Orang tua perlu mendorong anak-anak untuk membaca, belajar, dan mengeksplorasi berbagai hal di luar sekolah.

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan minat baca pada anak. Dengan menjadi contoh, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan membuat kegiatan membaca menjadi menyenangkan, orang tua dapat membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan membaca sejak dini.

Namun, orang tua juga menghadapi berbagai tantangan seperti kesibukan, kurangnya akses terhadap buku, dan persaingan gadget. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan kerjasama antara orang tua, sekolah, dan komunitas.

Pemerintah: Pemerintah perlu menyediakan akses yang lebih luas terhadap sumber belajar berkualitas dan mendukung program-program yang bertujuan meningkatkan literasi di kalangan masyarakat.

Pemerintah memiliki peran yang sangat krusial dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Dengan mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan, membuat program literasi nasional, dan membangun infrastruktur yang mendukung, pemerintah dapat membuka akses yang lebih luas terhadap sumber belajar berkualitas.

Kemitraan dengan sektor swasta dan organisasi masyarakat serta pemanfaatan teknologi juga menjadi kunci keberhasilan program literasi. Melalui upaya bersama, kita dapat menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan memiliki minat baca yang tinggi.

Media: Media massa memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang akurat dan mendidik kepada masyarakat, terutama anak-anak.

Media massa memiliki peran krusial dalam membentuk budaya literasi di masyarakat. Melalui berita, artikel, dan program-program yang relevan, media dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih giat membaca. Namun, persaingan dengan media sosial dan maraknya berita bohong menjadi tantangan tersendiri.

Untuk mengatasi hal ini, media perlu beradaptasi dengan tren digital, menyajikan informasi yang akurat, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan konten yang menarik dan mendidik. Dengan demikian, media massa dapat menjadi mitra strategis dalam meningkatkan minat baca masyarakat.

Kesimpulan: Video viral @dino_wakkjess telah menyadarkan kita akan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kita perlu bekerja sama untuk menciptakan generasi muda yang cerdas, berpengetahuan, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun