Dalam konteks lahan yang semakin terbatas dan tuntutan akan produktivitas yang tinggi, sistem pertanian konvensional mulai dipertanyakan. Salah satu alternatif yang menjanjikan adalah sistem multiple cropping atau tumpang sari.
Sistem ini menggabungkan dua atau lebih jenis tanaman dalam satu lahan secara bersamaan atau bergantian. Dengan demikian, pemanfaatan lahan menjadi lebih optimal dan produktivitas dapat ditingkatkan.
Sistem multiple cropping tidak hanya sekadar menanam berbagai jenis tanaman dalam satu lahan. Konsep ini melibatkan perencanaan yang matang agar interaksi antar tanaman dapat saling menguntungkan.
Multiple cropping memiliki beberapa keuntungan signifikan, antara lain:
Pertama, peningkatan produktivitas. Dengan menanam berbagai jenis tanaman, lahan dapat menghasilkan lebih banyak produk dalam satu waktu.
Menanam berbagai jenis tanaman dalam satu lahan tidak hanya sekadar meningkatkan jumlah hasil panen. Sistem multiple cropping juga dapat meningkatkan kualitas produk pertanian.
Dengan menanam tanaman yang memiliki tinggi dan sistem perakaran yang berbeda, kita dapat memaksimalkan pemanfaatan ruang tumbuh.
Tanaman yang lebih tinggi dapat memberikan naungan pada tanaman yang lebih pendek, sementara tanaman dengan akar yang dalam dapat memanfaatkan nutrisi pada lapisan tanah yang lebih dalam.
Beberapa kombinasi tanaman dapat menciptakan sinergi positif. Misalnya, tanaman legum seperti kacang-kacangan dapat memperbaiki kualitas tanah dengan cara mengikat nitrogen dari udara. Nitrogen yang terikat ini kemudian dapat dimanfaatkan oleh tanaman lain seperti jagung atau padi.
Dengan menghasilkan berbagai jenis produk pertanian, petani dapat mengolah hasil panennya menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Misalnya, sayuran segar dapat diolah menjadi keripik atau acar.
Kedua, diversifikasi hasil. Petani tidak hanya bergantung pada satu jenis komoditas, sehingga risiko kerugian akibat fluktuasi harga dapat diminimalkan.