Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Like Menjadi Love: Cara Nyata Menghargai Karya Orang Lain

5 Oktober 2024   05:54 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:31 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital yang serba cepat ini, memberikan "like" pada sebuah postingan di media sosial seolah menjadi bentuk apresiasi yang paling mudah.

Namun, di balik satu sentuhan jempol itu, seberapa dalamkah sebenarnya penghargaan kita terhadap karya orang lain?

Apakah sekadar "like" sudah cukup untuk mengapresiasi jerih payah dan kreativitas yang tercurah dalam setiap karya?

Menghargai karya orang lain bukanlah sekadar tindakan refleks, melainkan sebuah bentuk penghormatan terhadap proses kreatif yang panjang dan melelahkan.

Setiap karya, baik itu lukisan, musik, tulisan, atau bahkan sebuah ide sederhana, mengandung jiwa dan semangat penciptanya.

Dengan memberikan apresiasi yang tulus, kita tidak hanya membuat sang pencipta merasa dihargai, tetapi juga mendorongnya untuk terus berkarya dan berinovasi.

Dari Like Menjadi Love

Lantas, bagaimana cara kita mengubah "like" menjadi "love" yang lebih berarti? Berikut beberapa cara nyata yang dapat kita lakukan:

Berikan Komentar yang Konstruktif

Spesifik. Jangan hanya mengatakan "keren" atau "bagus". Sebutkan hal-hal spesifik yang Anda kagumi dalam karya tersebut.

Bayangkan Anda sedang melihat lukisan pemandangan. Alih-alih hanya berkomentar "lukisannya bagus", cobalah Anda berikan pujian yang lebih spesifik seperti, "Warna-warna yang kamu gunakan untuk langit benar-benar memukau! Kombinasi biru muda dan ungu muda itu menciptakan efek senja yang sangat dramatis. Selain itu, cara kamu menggambarkan detil tekstur pada pohon juga sangat realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun