Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Olahraga Dasar yang Terlupakan, Mengapa Atletik Jarang Diajarkan di Sekolah Dasar?

2 Oktober 2024   05:07 Diperbarui: 2 Oktober 2024   07:33 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Olahraga atletik pada anak sekolah dasar | KOMPAS/Adrian Fajriansyah

Ini menandakan bahwa banyak sekolah, terutama yang berada di daerah-daerah, tidak memiliki tempat atau peralatan yang cukup bagus untuk anak-anak melakukan olahraga atletik.

Kondisi ini sangat menghambat proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Tanpa fasilitas yang memadai, guru kesulitan untuk memberikan variasi latihan yang cukup, sehingga minat siswa terhadap olahraga pun menjadi menurun.

Kedua, kurangnya guru yang kompeten. Tidak semua guru pendidikan jasmani memiliki kompetensi yang memadai untuk mengajarkan atletik. Beberapa guru mungkin kurang menguasai materi atau tidak memiliki minat yang tinggi terhadap cabang olahraga ini.

Akibatnya, pembelajaran atletik menjadi kurang efektif dan tidak menarik bagi siswa. Siswa tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dalam mengembangkan teknik dan potensi mereka.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat perkembangan fisik dan mental siswa, serta mengurangi minat mereka terhadap aktivitas fisik secara umum.

Ketiga, kurikulum yang padat. Padatnya kurikulum sekolah membuat guru seringkali kesulitan untuk memberikan porsi yang cukup bagi setiap mata pelajaran, termasuk pendidikan jasmani.

Akibatnya, waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran atletik menjadi sangat terbatas, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mendalami berbagai teknik dan taktik dalam olahraga.

Hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan minat terhadap olahraga, karena mereka merasa tidak ada kemajuan yang signifikan dalam kemampuan mereka.

Keempat, kurangnya perhatian dari sekolah dan orang tua. Sekolah dan orang tua seringkali lebih fokus pada mata pelajaran akademik dan mengabaikan pentingnya aktivitas fisik bagi tumbuh kembang anak.

Tekanan yang tinggi untuk mencapai prestasi akademik membuat banyak siswa dan orang tua melupakan pentingnya keseimbangan antara belajar dan berolahraga.

Akibatnya, siswa sering merasa tertekan dan stres, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Olahraga sebenarnya bisa menjadi sarana yang efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan mood.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun