Atletik, sebagai cabang olahraga yang paling dasar dan menjadi fondasi bagi cabang olahraga lainnya, seharusnya menjadi bagian integral dari pendidikan jasmani di sekolah dasar.
Namun, kenyataannya, materi atletik seringkali terpinggirkan dan jarang diberikan porsi yang cukup dalam kurikulum.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar, mengapa atletik, yang memiliki begitu banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak, justru seringkali terabaikan?
Di antara jawabannya adalah minimnya pembelajaran atletik di sekolah dasar merupakan masalah yang kompleks dengan berbagai faktor penyebab.
Namun, dengan upaya bersama dari semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang fisik dan mental anak melalui olahraga.
Atletik merupakan fondasi yang kuat untuk membangun generasi muda yang sehat, aktif, dan berkarakter. Dengan memberikan perhatian yang lebih pada atletik, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.
Atletik bukan sekadar sekumpulan gerakan fisik. Melalui aktivitas lari, lompat, dan lempar, anak-anak tidak hanya mengembangkan kekuatan otot dan daya tahan tubuh, tetapi juga melatih koordinasi, keseimbangan, dan kelincahan.
Lebih dari itu, olahraga ini juga berkontribusi pada pembentukan karakter seperti disiplin, semangat juang, dan kerja sama tim.
Mengapa Atletik Jarang Diajarkan?
Beberapa faktor yang menyebabkan minimnya porsi atletik dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar antara lain:
Pertama, kurangnya fasilitas. Banyak sekolah, terutama di daerah, tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk kegiatan atletik, seperti lapangan yang luas, lintasan lari, atau alat-alat latihan yang lengkap.