Akibatnya, mereka seringkali kesulitan untuk fokus pada satu tugas dalam jangka waktu yang lama, yang dapat menghambat produktivitas dan kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Kurangnya pengalaman kerja. Banyak generasi Z yang masih baru memasuki dunia kerja dan belum memiliki pengalaman yang cukup.
Generasi Z, sebagai generasi yang baru saja memasuki dunia kerja, seringkali menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan ekspektasi perusahaan.
Kurangnya pengalaman praktis membuat mereka perlu belajar banyak hal mulai dari etika kerja, kolaborasi dalam tim, hingga mengelola waktu dengan efektif.
Membina Pemikir Kritis dari Generasi Z
Untuk memaksimalkan potensi generasi Z sebagai pemikir kritis, perusahaan dan institusi pendidikan perlu menciptakan lingkungan yang mendukung, antara lain:
Memberikan peluang untuk belajar dan berkembang. Sediakan program pelatihan dan pengembangan yang relevan dengan kebutuhan generasi Z.
Generasi Z memiliki hasrat yang kuat untuk terus belajar dan berkembang. Mereka mencari pekerjaan yang tidak hanya memberikan penghasilan, tetapi juga peluang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Dengan menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang relevan, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan generasi muda ini dan sekaligus mempertahankan talenta terbaik mereka.
Fostering a culture of innovation. Dorong karyawan untuk berpikir kreatif dan mencari solusi baru.
Membudayakan inovasi berarti menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan unik.