Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Krisis Tenaga Kerja Informal: Bom Waktu di Akhir Masa Kabinet, Lalu Solusi yang Ditawarkan

30 September 2024   17:47 Diperbarui: 30 September 2024   17:50 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit menular. Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan membuat kelompok miskin lebih rentan terkena penyakit menular. Penyakit-penyakit ini dapat memperburuk kondisi kesehatan dan menurunkan produktivitas.

Kualitas pendidikan yang rendah. Anak-anak dari keluarga miskin seringkali tidak dapat mengenyam pendidikan yang berkualitas karena keterbatasan biaya dan fasilitas pendidikan. Hal ini dapat membatasi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan.

Ketidakberdayaan lansia. Lansia miskin seringkali tidak memiliki jaminan sosial yang memadai dan harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kesehatan mereka.

Mengapa krisis tenaga kerja informal ini menjadi ancaman serius?

Pertama, adanya ketidakstabilan ekonomi. Fluktuasi pendapatan yang dialami pekerja informal dapat memicu kemiskinan dan meningkatkan ketimpangan sosial.

Ketidakstabilan ekonomi, khususnya fluktuasi pendapatan yang dialami pekerja informal, merupakan salah satu faktor utama yang mendorong kemiskinan dan memperparah ketimpangan sosial. Pekerja informal, yang umumnya bekerja di sektor informal dengan pendapatan tidak tetap, sangat rentan terhadap guncangan ekonomi.

Fluktuasi pendapatan yang dialami pekerja informal merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Dengan meningkatkan jaring pengaman sosial, memberdayakan ekonomi, dan mengembangkan sektor informal, kita dapat mengurangi dampak negatif dari ketidakstabilan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja informal.

Kedua, kurangnya perlindungan sosial. Pekerja informal seringkali tidak terdaftar dalam program jaminan sosial, sehingga mereka tidak memiliki perlindungan saat sakit, kecelakaan kerja, atau memasuki usia pensiun.

Kurangnya perlindungan sosial merupakan salah satu permasalahan krusial yang dihadapi oleh pekerja informal. Mereka seringkali tidak terdaftar dalam program jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan atau BPJS Ketenagakerjaan. Akibatnya, mereka tidak memiliki jaminan perlindungan ketika menghadapi risiko-risiko sosial seperti sakit, kecelakaan kerja, atau memasuki usia pensiun.

Fluktuasi pendapatan yang dialami pekerja informal merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Dengan meningkatkan jaring pengaman sosial, memberdayakan ekonomi, dan mengembangkan sektor informal, kita dapat mengurangi dampak negatif dari ketidakstabilan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja informal.

Ketiga, kualitas hidup yang rendah. Kondisi kerja yang buruk dan pendapatan yang tidak menentu berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental pekerja informal, serta kualitas hidup keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun