Dengan pendekatan yang holistik, pemimpin dapat menciptakan daerah yang sejahtera, mandiri, dan berdaya saing.
Namun, pembangunan daerah bukanlah hal yang mudah. Terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan sumber daya, disparitas pembangunan, dan perubahan iklim.
Selain itu, pemimpin juga harus mampu mengelola kepentingan yang beragam dan kompleks, serta menghadapi tekanan politik dan ekonomi.
Untuk membangun daerah yang lebih baik, diperlukan berbagai upaya konkret, antara lain: meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan infrastruktur yang memadai, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan dan memberikan ruang bagi partisipasi masyarakat sipil.
Pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berkeadilan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB.
Dengan mengadopsi SDGs sebagai kerangka kerja pembangunan, pemimpin dapat memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan tidak merusak lingkungan.
Bagaimana cara mewujudkan prinsip pengabdian dalam kepemimpinan?
Pertama, menjadi teladan. Seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi masyarakat dengan menunjukkan perilaku yang jujur, adil, dan transparan.
Menjadi teladan adalah kunci utama dalam membangun kepercayaan masyarakat. Ketika seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang jujur, adil, dan transparan, ia tidak hanya menginspirasi masyarakat, tetapi juga menciptakan budaya yang positif.
Keteladanan pemimpin akan mendorong masyarakat untuk mengikuti jejaknya dan turut serta dalam membangun masyarakat yang lebih baik.