Bayangkan seorang petani muda yang ingin mengoptimalkan hasil panennya, namun terhalang oleh keterbatasan informasi dan alat-alat pertanian yang canggih.
Ketidakmampuan untuk mengadopsi teknologi seperti sensor tanah, drone, atau sistem irigasi otomatis membuat mereka bekerja lebih keras dan hasil yang didapat pun belum tentu maksimal.
Padahal, dengan teknologi yang tepat, pertanian bisa menjadi sektor yang menarik, efisien, dan menguntungkan, serta mampu menarik minat generasi muda untuk berkecimpung di dalamnya.
Akses teknologi merupakan kunci untuk memodernisasi sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi petani muda untuk memanfaatkan teknologi dan mewujudkan pertanian yang lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan.
Ketiga, kurangnya insentif. Pemerintah perlu memberikan insentif yang lebih menarik bagi generasi muda untuk bergelut di bidang pertanian.
Generasi muda memiliki semangat yang membara untuk berkontribusi pada pembangunan negara. Namun, minat mereka untuk terjun ke sektor pertanian seringkali terhambat oleh kurangnya insentif yang menarik.
Bayangkan seorang lulusan pertanian yang memiliki segudang ilmu pengetahuan dan inovasi, namun harus menghadapi tantangan ekonomi yang berat saat memulai usaha tani.
Tanpa dukungan yang memadai, mereka akan berpikir dua kali untuk memilih pertanian sebagai karier.
Padahal, dengan insentif yang tepat, sektor pertanian dapat menjadi sektor yang menjanjikan dan menarik bagi generasi muda, sekaligus menjamin ketahanan pangan bagi negara."
Keempat, alih fungsi lahan. Lahan pertanian semakin berkurang akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan industri atau permukiman.