Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi Demam Tinggi, Kita Harus Bertindak dengan 3 Upaya Nyata

16 September 2024   10:11 Diperbarui: 16 September 2024   13:01 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Dampak perubahan iklim pada bumi | Image by SHUTTERSTOCK/ParabolStudio via KOMPAS.com

Perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi ekonomi global. Dampaknya dapat dirasakan oleh semua sektor, dari pertanian hingga pariwisata. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan tindakan segera dan kolaboratif dari seluruh negara dan masyarakat dunia.

Upaya Mitigasi

Pertama, pengurangan emisi. Beralih ke sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan.

Beralih ke sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan merupakan langkah-langkah krusial dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.

Artinya, nengganti sumber energi konvensional seperti batu bara, minyak, dan gas alam yang menghasilkan emisi tinggi dengan sumber energi yang berasal dari alam dan dapat diperbarui.
Contoh: Energi matahari, angin, air, panas bumi, dan biomassa.

Pengurangan emisi adalah upaya kolektif yang membutuhkan partisipasi dari semua pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga individu. Dengan beralih ke sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan, kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi planet kita.

Kedua, adaptasi. Membangun infrastruktur yang tahan bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.

Membangun infrastruktur yang tahan bencana, berarti merancang dan membangun bangunan, jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya dengan mempertimbangkan potensi bencana alam di suatu wilayah.

Misalnya, membangun rumah dengan pondasi yang kuat di daerah rawan gempa, atau membuat tanggul yang kokoh di daerah rawan banjir. Tujuannya adalah untuk meminimalkan kerusakan fisik dan kerugian ekonomi akibat bencana.

Kemudian, mengembangkan sistem peringatan dini. Sistem ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi terjadinya bencana sebelum kejadian sebenarnya. Misalnya, sistem peringatan dini untuk tsunami, gempa bumi, atau letusan gunung berapi. Dengan adanya peringatan dini, masyarakat memiliki waktu untuk evakuasi dan menyelamatkan diri.

Adaptasi merupakan kunci untuk menghadapi tantangan bencana alam di masa depan. Dengan melakukan berbagai upaya adaptasi, kita dapat mengurangi risiko dan dampak negatif bencana, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun