Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berkah Air Deras, Petani di Desa Rancabango Garut Tetap Subur Tanam Padi

5 September 2024   10:41 Diperbarui: 5 September 2024   10:43 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi -Petani menanam padi di Desa Rancabango, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (1/9/2024) | Dokumentasi Pribadi

Garut, Ahad (1/9/2024), di tengah isu kekeringan yang melanda sejumlah daerah, petani di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat justru menikmati berkah alam.

Di musim kemarau saat ini aliran sungai di wilayah tersebut masih berjalan sangat baik, sehingga area pesawahan tetap teraliri air dengan cukup. Kondisi ini memungkinkan para petani untuk tetap menanam padi dan mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Seperti halnya disampaikan salah seorang petani di Rancabango, Dede Seapurohman, walaupun di musim kemarau, namun aliran sungai dari mata air alami yang berasal dari gunung putri masih mengalir dengan baik. Hal ini memberikan dampak baik bagi petani untuk tetap menanam padi.

Ia menungkapan rasa syukur atas kondisi alam yang mendukung pertanian. "Alhamdulillah, tahun ini sawah kami tidak kekurangan air. Bahkan, kami bisa melakukan sambung tanam musim tiga  sehingga hasil panennya bisa lebih banyak," ujarnya.

Dede menyebutkan bahwa sambung tanam musim tiga ini merupakan keberanian baru para petani di wilayahnya. "Biasanya, kami hanya melakukan tanam dua kali dalam setahun. Namun, berkat ketersediaan air yang melimpah, kami memutuskan untuk mencoba tanam ketiga kalinya. Hasilnya pun cukup memuaskan, bahkan melebihi ekspektasi kami."ungkap Dede.

Meski demikian, Dede juga mengakui bahwa ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. "Serangan hama wereng masih menjadi ancaman bagi tanaman padi kami. Namun, kami telah melakukan berbagai upaya pengendalian, seperti menggunakan pestisida nabati dan rotasi tanaman." jelasnya.

Sementara itu, Saidah seorang buruh tani perempuan sangat senang bisa menanam padi dan dari hasil kerjanya bisa membantu keperluan ekonomi keluarga. "Sebagai buruh tani, saya sangat bersyukur dengan kondisi sawah yang subur ini. Upah saya jadi lebih banyak karena hasil panen juga melimpah. Saya bisa membeli kebutuhan sehari-hari dengan lebih mudah," ujar Saidah.

Menurut keterangan petani, luas area persawahan di Desa Rancabango yang teraliri air secara optimal mencapai sekitar 10 hektar, mengalami peningkatan antara 15 hingga 20 persen persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Jenis padi yang ditanam, menurut keterangan petani menanam varietas padi seperti IR64, inpari dan jenis lokal yang dikenal tahan terhadap hama penyakit dan memiliki produktivitas tinggi.

Bagaimana Cara Warga Rancabango Garut Merawat Sumber Air Alami untuk Pertanian

1. Melindungi Daerah Tangkapan Air

Warga berkala melakukan reboisasi (menanam pohon kembali). Menanam kembali pohon-pohon di sekitar sumber air untuk mencegah erosi tanah dan menjaga kelestarian hutan, termasuk untuk kelestarian area pertanian.

Selain itu, mereka melakukan vegetasi penutup tanah. Menanam tanaman penutup tanah untuk mengurangi limpasan air hujan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.

Kemudian, warga setempat bersama-sama menjaga lingkungan degan membatasi aktivitas penebangan. Mengurangi aktivitas penebangan pohon di sekitar sumber air untuk menjaga kelestarian hutan.

2. Mengelola Penggunaan Air

Masyarakat, khsusnya petani masih menerapkan Irigasi tetes. Menggunakan sistem irigasi tetes untuk meminimalkan penggunaan air dan meningkatkan efisiensi penyiraman.

Lalu, mereka juga rutin melakukan rotasi tanaman. Melakukan rotasi tanaman untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi penguapan air.

Di samping itu warga selalu menghindari pemborosan air. Memperbaiki saluran irigasi yang rusak dan memastikan tidak ada kebocoran air.

3. Menjaga Kualitas Air

Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Menggunakan pestisida dan pupuk organik untuk mengurangi pencemaran air.

Mereka juga membuat zona penyangga. Tujuan membuat zona penyangga di sekitar sumber air untuk mencegah masuknya limbah pertanian dan domestik.

4. Pemantauan Kualitas Air

Langkah yang tak kalah pentingnya adalah melakukan uji kualitas air secara berkala. Mengukur tingkat keasaman, kandungan zat kimia, dan keberadaan mikroorganisme dalam air.

Lalu, para warga mencatat perubahan kualitas air. Mencatat perubahan kualitas air secara berkala untuk mengetahui kondisi terkini sumber air.

5. Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Warga tidak pernah berhenti melakukam sosialisasi. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber air.

Kemudian, melakukan pembentukan kelompok sadar lingkungan. Membentuk kelompok sadar lingkungan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian sumber air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun