Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film Tone Deaf: Perang Generasi dan Pentingnya Komunikasi Saling Pengertian Antar Generasi

31 Agustus 2024   10:55 Diperbarui: 31 Agustus 2024   11:30 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Clip Film Tone Deaf | Tangkapan Layar Youtube Obsidian Ross

Dalam lanskap film horor-komedi yang semakin semarak, "Tone Deaf" hadir sebagai sebuah gebrakan segar. Film ini (rilis 2019) tidak hanya menyuguhkan jump scares dan lelucon yang menggelitik, tetapi juga menyajikan komentar sosial yang tajam tentang konflik generasi.

Dengan cerdas, sutradara berhasil menggabungkan elemen horor dengan satire untuk menciptakan sebuah tontonan yang menghibur sekaligus menggugah pemikiran. Sutradara berhasil memadukan dua genre yang berbeda, yaitu horor yang biasanya menimbulkan rasa takut atau ngeri, dan satire yang seringkali digunakan untuk menyindir atau mengkritik suatu hal. Penggabungan ini menciptakan nuansa yang unik dan menarik.

Sinopsis Singkat

"Tone Deaf" mengisahkan Olive, seorang milenial yang terpaksa kembali ke rumah masa kecilnya setelah mengalami kegagalan dalam karirnya. Di sana, ia harus menghadapi ayahnya yang eksentrik dan penuh rahasia, Harvey. Konflik antara keduanya semakin memanas ketika Olive mulai menyadari bahwa ada kekuatan supranatural yang menghantui rumah tersebut.

Ternyata, rumah tua itu menyimpan rahasia kelam yang jauh lebih dalam daripada yang pernah Olive bayangkan. Seiring berjalannya waktu, gangguan-gangguan supranatural semakin intens dan mengancam keselamatan Olive. Ia harus berusaha mengungkap misteri di balik kekuatan-kekuatan tersebut sebelum terlambat. Ketakutan dan rasa penasarannya pun saling bercampur aduk, menciptakan atmosfer mencekam yang membuat penonton tidak bisa berhenti bertanya-tanya.

Konflik antara Olive dan Harvey semakin memanas ketika mereka berusaha mencari tahu asal-usul kekuatan supranatural yang mengganggu rumah mereka. Di tengah ketegangan dan ketakutan, keduanya mulai memahami satu sama lain dengan cara yang berbeda. Masa lalu yang kelam dan rahasia keluarga yang terkubur perlahan terungkap, memaksa mereka untuk menghadapi kenyataan pahit dan memperbaiki hubungan yang retak.

Analisis Karakter

Olive: Sebagai representasi generasi milenial yang diperankan Amanda Crew, digambarkan sebagai sosok yang individualis, berorientasi pada karier, dan kurang sabar. Namun, di balik sikapnya yang keras kepala, Olive juga memiliki sisi rentan dan mencari pengakuan dari ayahnya.

Harvey: Karakter ayah yang diperankan oleh Robert Patrick ini adalah perwujudan dari generasi baby boomer yang keras kepala, kolot, dan penuh rahasia. Harvey menyimpan dendam terhadap generasi muda dan memiliki pandangan yang sangat konservatif.

Konflik Generasi sebagai Inti Cerita

Konflik antara Olive dan Harvey menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh peristiwa dalam film. Perbedaan nilai, gaya hidup, dan pandangan dunia antara keduanya menjadi sumber utama ketegangan. Melalui karakter-karakter ini, "Tone Deaf" menyoroti masalah-masalah yang sering muncul dalam hubungan antara orang tua dan anak, terutama dalam konteks perbedaan generasi.

Satire Pedas yang Mengena

Salah satu kekuatan utama "Tone Deaf" adalah kemampuannya menyajikan satire yang pedas namun tetap menghibur. Film ini tidak segan-segan mengolok-olok stereotip generasi milenial yang sering dianggap manja, egois, dan terlalu bergantung pada teknologi. Di sisi lain, generasi tua juga tidak luput dari kritik, digambarkan sebagai sosok yang kolot, keras kepala, dan sulit menerima perubahan.

Elemen Horor yang Menambah Dimensi

Unsur horor dalam "Tone Deaf" tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menciptakan ketegangan, tetapi juga sebagai simbol dari trauma masa lalu dan ketakutan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Atmosfer mencekam yang dibangun dalam film ini berhasil membuat penonton ikut merasakan ketakutan yang dialami oleh karakter-karakternya.

Sinematografi dan Musik

Sinematografi yang gelap dan musik latar yang mencekam berhasil menciptakan suasana yang mendukung tema horor dalam film ini. Penggunaan warna yang kontras dan pencahayaan yang dramatis semakin memperkuat kesan mistis.

Pesan Moral yang Tersirat

Di balik semua humor dan ketegangan, "Tone Deaf" juga menyajikan pesan moral yang mendalam tentang pentingnya komunikasi, saling pengertian, dan penerimaan terhadap perbedaan. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan hubungan mereka dengan orang tua dan keluarga, serta bagaimana cara mengatasi konflik generasi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan: Satire yang cerdas, akting yang solid, sinematografi yang menarik, dan pesan moral yang relevan.

Kekurangan: Plot yang terasa agak berantakan di beberapa bagian, beberapa karakter yang kurang dikembangkan, dan humor yang mungkin tidak cocok untuk semua penonton.

Kesimpulan

"Tone Deaf" adalah sebuah film yang berani dan inovatif. Dengan menggabungkan elemen horor, komedi, dan satire sosial, film ini berhasil menciptakan tontonan yang menghibur sekaligus menggugah pemikiran. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, "Tone Deaf" tetap layak untuk ditonton bagi siapa saja yang menyukai film dengan tema yang unik dan berani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun