Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Krisis Energi: Urgensi Transisi ke Energi Bersih

29 Agustus 2024   10:51 Diperbarui: 29 Agustus 2024   10:58 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia sedang berada di persimpangan jalan. Krisis energi yang semakin mendesak memaksa kita untuk segera beralih dari ketergantungan pada sumber daya fosil yang terbatas. Transisi ke energi bersih bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan mutlak untuk menjaga kelangsungan hidup planet dan generasi mendatang.

Krisis energi yang kita hadapi saat ini bukan hanya sekadar masalah pasokan energi yang menipis, tetapi juga ancaman serius terhadap lingkungan dan ekonomi global. Pembakaran bahan bakar fosil dalam jumlah besar telah memicu perubahan iklim yang ekstrem, seperti peningkatan suhu bumi, naiknya permukaan air laut, dan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.

Selain itu, polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil juga berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Partikel-partikel berbahaya yang terkandung dalam polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pernapasan seperti asma dan bronkitis, hingga penyakit jantung dan kanker paru-paru. Anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan yang sudah lemah, terutama rentan terhadap dampak buruk polusi udara.

Memahami Krisis Energi

Krisis energi merupakan kondisi di mana ketersediaan energi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

Penipisan cadangan fosil. Sumber energi fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Cadangannya semakin menipis dan berpotensi habis dalam beberapa dekade ke depan.

Ketersediaan energi fosil yang semakin terbatas akan menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan peradaban manusia. Ketergantungan kita pada energi fosil untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari akan semakin sulit dipertahankan di masa depan.

Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA), cadangan minyak dunia diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa dekade ke depan. Ketergantungan yang tinggi pada energi fosil ini telah menyebabkan fluktuasi harga energi yang signifikan dan berdampak negatif pada perekonomian global.

Peningkatan permintaan energi. Seiring dengan pertumbuhan populasi dunia dan perkembangan teknologi, permintaan energi terus meningkat.

Hal ini semakin memperparah kondisi krisis energi. Artinya semakin banyaknya orang yang membutuhkan energi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti listrik, transportasi, dan industri, semakin cepat pula menipisnya cadangan energi fosil yang terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun