Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Obat Politik: Resep untuk Demokrasi yang Lebih Sehat

27 Agustus 2024   21:15 Diperbarui: 27 Agustus 2024   21:15 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Obat politik | Image by Freepik

Demokrasi, layaknya tubuh manusia, rentan terhadap penyakit. Korupsi, ketidakadilan, dan polarisasi adalah beberapa penyakit yang seringkali menggerogoti sistem politik.

Salah satu penyakit kronis yang menggerogoti demokrasi kita adalah ketidakpercayaan publik terhadap institusi. Survei demi survei menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, lembaga peradilan, dan media semakin menurun.

Hal ini tentu saja menghambat partisipasi politik dan memperlemah pondasi demokrasi. Selain itu, polarisasi yang tajam juga menjadi ancaman serius. Perbedaan pendapat yang seharusnya menjadi dinamika yang sehat, kini berubah menjadi permusuhan dan saling tuding.

Untuk mencapai kondisi yang sehat dan kuat, demokrasi membutuhkan "obat" yang tepat. Tulisan ini akan merumuskan resep untuk menciptakan demokrasi yang lebih sehat dan berkelanjutan.

A. Mencegah Penyakit

1. Transparansi

Seperti resep dokter yang jelas, pemerintahan harus transparan dalam setiap tindakannya. Warga negara berhak tahu bagaimana uang pajak digunakan, keputusan kebijakan dibuat, dan siapa yang bertanggung jawab atas apa.

Analogi Resep Dokter

Ketika kita sakit dan mengunjungi dokter, kita akan diberikan resep obat yang jelas. Resep tersebut memuat informasi tentang jenis obat, dosis, dan cara penggunaannya. Informasi ini penting agar kita dapat memahami pengobatan yang kita jalani dan mengikuti anjuran dokter.

Transparansi dalam Pemerintahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun