Setiap detik, ribuan potong plastik berakhir di lautan. Sampah plastik, yang tampak begitu ringan dan tak berbahaya, sejatinya adalah bom waktu yang mengancam kelangsungan hidup planet kita.Â
Dari daratan hingga lautan, plastik telah merambah ke setiap sudut bumi, mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup.
Tidak hanya mencemari permukaan laut, sampah plastik juga menjadi ancaman bagi kehidupan bawah laut. Makhluk-makhluk laut seperti penyu, paus, dan ikan seringkali terjerat atau memakan sampah plastik.Â
Mikroplastik, pecahan plastik yang sangat kecil, bahkan telah ditemukan dalam tubuh ikan yang kita konsumsi. Hal ini mengancam keanekaragaman hayati laut dan keamanan pangan manusia.
Di daratan, sampah plastik mencemari tanah, sungai, dan udara. Timbunan sampah plastik di tempat pembuangan akhir seringkali menimbulkan masalah baru, seperti pencemaran air tanah dan bau tidak sedap.Â
Selain itu, proses pembakaran sampah plastik menghasilkan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan memperparah masalah polusi udara.
Plastik yang kita buang tidak serta-merta hilang begitu saja. Plastik membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai secara alami.Â
Selama proses penguraian, plastik akan terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, yaitu mikroplastik. Mikroplastik ini sangat sulit dibersihkan dan dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang sangat lama.
Setiap individu memiliki peran penting dalam mengatasi masalah sampah plastik. Tindakan sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang sampah plastik, dan melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan dapat memberikan dampak yang signifikan.Â
Selain itu, kita juga dapat mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik.
Meskipun masalah sampah plastik telah menjadi perhatian global, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah mengubah kebiasaan masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan produk plastik.Â