Semarak perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia tak hanya dimeriahkan oleh upacara bendera dan karnaval, tetapi juga berbagai lomba yang seru dan menantang. Bagi anak-anak, lomba 17 Agustus bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan juga sarana untuk belajar dan mengembangkan diri. Berbagai lomba yang diadakan di sekolah terbukti mampu menstimulasi kecerdasan dan motorik anak secara optimal.
Melalui lomba-lomba seperti cerdas cermat, menyusun puzzle, atau menjawab teka-teki, anak-anak diajak untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan memecahkan masalah. Selain itu, lomba-lomba yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Indonesia juga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan anak tentang bangsa sendiri. Dengan begitu, kecerdasan kognitif anak semakin terasah dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Sedangkan, lomba-lomba fisik seperti tarik tambang, memasukan pensil ke galon atau lomba olah raga lainnya seperti futsal tidak hanya menyenangkan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan motorik anak. Kegiatan-kegiatan ini melatih kekuatan otot, keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan. Selain itu, lomba-lomba tersebut juga mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kerja sama dan sportivitas.
Untuk lebih jelasnya bagaimana kegiatan lomba Agustusan di sekolah, bukan hanya sekadar hiburan, tetapi bisa berperan penting dalam perkembangan kognitif dan fisik anak.
Stimulasi Kognitif
Pertama, pemecahan masalah. Beberapa lomba membutuhkan anak untuk berpikir cepat dan mencari solusi, seperti lomba estafet dengan tantangan tertentu. Artinya, bahwa beberapa lomba yang diadakan saat perayaan 17 Agustus, seperti lomba estafet dengan rintangan atau tantangan tertentu, menuntut anak-anak untuk berpikir cepat dan mencari solusi.
Mereka harus mengambil keputusan dengan cepat, misalnya memilih rute tercepat atau cara terbaik untuk melewati rintangan. Mereka juga harus menemukan cara untuk mengatasi masalah atau tantangan yang dihadapi selama lomba.
Misalnya, dalam lomba estafet dengan tantangan membawa air menggunakan gelas, anak-anak harus berpikir cepat bagaimana cara membawa air dari titik awal ke titik akhir tanpa menumpahkan. Mereka mungkin akan mencoba berlari dengan hati-hati, atau mencari posisi memegang gelas yang paling aman.
Kedua, konsentrasi. Lomba yang membutuhkan fokus, seperti lomba menebak jumlah benda atau lomba menyusun puzzle, melatih kemampuan konsentrasi anak. Artinya bahwa lomba-lomba yang menuntut peserta untuk fokus, seperti menebak jumlah benda atau menyusun puzzle, dapat membantu anak-anak melatih kemampuan konsentrasinya.
Saat mengikuti lomba-lomba tersebut, anak-anak harus memusatkan perhatiannya pada satu hal secara penuh. Mereka harus mengabaikan gangguan dari sekitar dan benar-benar berkonsentrasi pada tugas yang sedang dikerjakan. Dengan sering berlatih fokus pada satu tugas, kemampuan konsentrasi anak akan semakin terasah. Mereka akan lebih mudah untuk mempertahankan perhatian pada suatu hal dalam jangka waktu yang lebih lama.
Misalnya, pada saat lomba menyusun puzzle. Anak harus memperhatikan bentuk dan ukuran setiap potongan puzzle untuk menyusunnya menjadi gambar yang utuh.