Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

31.03.24

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pahlawan Kaki Lima: Menggerakkan Roda Ekonomi Lokal

16 Agustus 2024   06:04 Diperbarui: 16 Agustus 2024   06:07 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Deretan para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Masjid Al Jabbar Bandung, Jawa Barat. PKL Gerakkan ekonomi lokal | Dokumentasi Pribadi

Di balik hiruk pikuk kota, terdapat pahlawan tanpa tanda jasa yang tak kenal lelah menggerakkan roda ekonomi lokal.

Para pedagang kaki lima, dengan gerobak sederhana dan semangat juang yang tinggi, menjadi tulang punggung kehidupan banyak keluarga.

Setiap harinya, mereka menyajikan beragam kuliner lezat dan kebutuhan sehari-hari, menghidupi mimpi-mimpi kecil di tengah gemerlapnya pusat perbelanjaan modern.

Lebih dari sekadar menjajakan makanan dan barang, para pedagang kaki lima juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Mulai dari pembuat makanan hingga pembantu mereka, semua saling bergantung dalam ekosistem ekonomi yang mereka bangun.

Keberadaan mereka membantu meningkatkan pendapatan daerah dan menggerakkan perekonomian dari tingkat paling bawah.

Selain menjadi tulang punggung ekonomi, para pedagang kaki lima juga menunjukkan kreativitas yang luar biasa dalam beradaptasi dengan zaman.

Banyak di antara mereka yang memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dagangannya, bahkan ada yang menerima pembayaran secara digital.

Inovasi ini tidak hanya memperluas jangkauan pasar, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka mampu mengikuti perkembangan teknologi.

Namun, di tengah pesatnya perkembangan teknologi, para pedagang kaki lima juga dihadapkan pada tantangan baru.

Persaingan dengan bisnis online yang semakin marak, serta kebutuhan untuk terus berinovasi agar tidak tertinggal, menjadi tantangan yang harus mereka hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun