Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

31.03.24

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

3 Tips Cerdas Mengatasi Beda Pendapat dengan Pasangan Soal Pola Asuh Anak

15 Agustus 2024   21:00 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Mengasuh anak | Image by Freepik/our-team

Perbedaan pendapat dalam mendidik atau mengasuh anak adalah hal yang sangat wajar terjadi dalam setiap rumah tangga. Setiap orang tua memiliki latar belakang, pengalaman, dan nilai-nilai yang berbeda, yang secara alami akan memengaruhi cara mereka memandang pengasuhan anak.

Namun, perbedaan ini tidak perlu menjadi sumber konflik yang berkepanjangan. Dengan pendekatan yang tepat, perbedaan justru bisa menjadi kekuatan untuk menemukan solusi terbaik bagi anak.

Kuncinya adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. Dengan saling mendengarkan dan memahami perspektif masing-masing, pasangan dapat menemukan titik temu yang menguntungkan semua pihak. Saling menghormati perbedaan pendapat adalah langkah awal untuk membangun kesepakatan yang solid dalam mendidik anak.

Setelah saling menghormati perbedaan, langkah selanjutnya adalah mencari titik temu. Ini berarti mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Dengan berfokus pada tujuan akhir, yaitu kesejahteraan anak, pasangan dapat menemukan jalan tengah yang menguntungkan semua pihak.

Fleksibilitas juga menjadi kunci dalam mencari jalan tengah. Terkadang, kita perlu berkompromi pada beberapa hal yang kita anggap penting. Namun, dengan sikap fleksibel, kita dapat menemukan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak dan memastikan bahwa kebutuhan anak tetap terpenuhi.

Untuk lebih jelas berikut 3 tips cerdas mengatasi beda pendapat dengan pasangan  soal pola asuh anak.

1. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Cari waktu yang tenang untuk berbicara berdua tanpa gangguan. Ini artinya mencari momen yang tepat untuk melakukan percakapan serius dengan pasangan tanpa adanya gangguan dari lingkungan sekitar atau hal-hal lain yang dapat mengalihkan perhatian.

Cobalah untuk memahami sudut pandang pasangan kita tanpa langsung menghakimi. Artinya berusaha semaksimal mungkin untuk melihat suatu situasi dari perspektif pasangan kita, tanpa langsung memberikan penilaian negatif atau menyalahkan. Ini adalah salah satu kunci penting dalam membangun komunikasi yang sehat dan hubungan yang kuat.

Gunakan kata "saya" untuk mengungkapkan perasaan kita tanpa menyalahkan pasangan. Menggunakan kata "saya" artinya fokus pada emosi dan pengalaman pribadi kita, bukan pada tindakan pasangan yang mungkin memicu emosi tersebut.

Fokus pada masalah, bukan pada pribadi pasangan. Maksudnya adalah kita harus mengarahkan perhatian kita pada tindakan atau situasi spesifik yang menjadi penyebab masalah dalam hubungan, bukan pada karakter atau kepribadian pasangan secara keseluruhan.

2. Cari Titik Temu

Cari hal-hal yang disepakati bersama sebagai dasar untuk membangun kesepakatan. Kita berusaha menemukan titik temu atau persamaan pendapat dengan orang lain, terutama dalam situasi di mana ada perbedaan pendapat atau tujuan. Dengan menemukan hal-hal yang disepakati bersama, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk mencapai kesepakatan yang lebih besar.

Cari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, meskipun mungkin bukan solusi ideal bagi masing-masing. Artinya kita berusaha menemukan jalan keluar dari suatu masalah yang bisa diterima oleh semua pihak yang terlibat, meskipun solusi tersebut mungkin tidak sepenuhnya memuaskan keinginan masing-masing pihak.

Ingatlah bahwa tujuan utama adalah memberikan yang terbaik bagi anak. Kita berusaha menemukan jalan keluar dari suatu masalah yang bisa diterima oleh semua pihak yang terlibat, meskipun solusi tersebut mungkin tidak sepenuhnya memuaskan keinginan masing-masing pihak.

3. Buat Aturan Bersama

Jika usia anak sudah memungkinkan, libatkan mereka dalam membuat aturan rumah tangga. Maksudnya adalah agar kita selaku orang tua untuk mengajak anak-anak berpartisipasi aktif dalam membuat aturan-aturan yang berlaku di rumah. Tentu saja, hal ini perlu disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman anak.

Pastikan kedua orang tua konsisten dalam menerapkan aturan yang telah disepakati. Kedua orang tua harus selalu bertindak sesuai dengan aturan yang telah dibuat bersama. Artinya, baik ibu maupun ayah harus memberikan contoh yang baik dengan selalu mematuhi aturan tersebut, dan memberikan konsekuensi yang sama jika aturan dilanggar.

Lakukan evaluasi secara berkala untuk melihat apakah aturan yang ada masih relevan dan efektif. Kita perlu secara rutin memeriksa kembali apakah aturan-aturan yang sudah dibuat sebelumnya masih sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini, serta apakah aturan tersebut masih memberikan manfaat atau hasil yang diinginkan.

Kesimpulan

Mengatasi perbedaan pendapat dengan pasangan dalam mendidik (pola asuh) anak adalah hal yang sangat umum terjadi dalam setiap keluarga. Perbedaan gaya pengasuhan, nilai-nilai, dan prioritas seringkali menjadi akar dari perbedaan pendapat ini. Namun, penting untuk diingat bahwa tujuan akhir dari kedua orang tua adalah yang terbaik untuk anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun