Contoh: Ketika teman kita sedang merasa sedih, dan kita berusaha memahami mengapa mereka sedih, kemudian memberikan dukungan yang sesuai, mereka akan merasa lebih dihargai dan hubungan kita akan semakin erat.
Ketiga, menghindari konflik. Ketika kita empati terhadap orang lain, kita lebih mudah memahami sudut pandang mereka dan menghindari konflik. Ketika kita memiliki kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan (empati), kita akan lebih mudah memahami mengapa mereka berpikir atau bertindak seperti itu. Pemahaman ini sangat penting untuk mencegah konflik.
Ketika kita memahami perspektif orang lain, kita lebih sedikit membuat asumsi yang salah tentang maksud atau tujuan mereka. Ini mengurangi risiko miskomunikasi yang sering menjadi pemicu konflik. Empati membantu kita menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang. Kita lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan lebih toleran terhadap perilaku orang lain.
Contoh: Jika seorang teman merasa kesal karena kita tidak membalas pesan mereka, dengan empati kita akan mencoba memahami mengapa mereka merasa begitu. Mungkin mereka sedang merasa kesepian atau membutuhkan dukungan. Dengan memahami perasaan mereka, kita bisa meminta maaf dan menjelaskan situasi kita tanpa memicu pertengkaran.
Keempat, membentuk masyarakat yang lebih baik. Masyarakat yang penuh empati adalah masyarakat yang lebih harmonis, saling mendukung, dan peduli terhadap sesama. Ketika masyarakat terdiri dari individu-individu yang memiliki kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain (empati), maka masyarakat tersebut akan menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup.
Contoh: Masyarakat yang peduli lingkungan: Masyarakat yang memiliki empati terhadap lingkungan akan lebih peduli terhadap keberlanjutan alam dan berusaha untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Jadi, intinya adalah kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan (empati) adalah seperti benih yang ditanam di dalam hati kita. Dari benih ini tumbuh rasa peduli, kasih sayang, dan keinginan untuk membantu sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H