Budaya gotong royong adalah nilai luhur bangsa Indonesia yang telah teruji kebermanfaatannya selama berabad-abad. Dalam era globalisasi dan perubahan sosial yang begitu cepat, nilai gotong royong ini semakin relevan dan penting untuk dipertahankan bahkan digelorakan kembali.
Gotong Royong dari Masa ke Masa
Gotong royong adalah nilai luhur bangsa Indonesia yang telah mengakar sejak zaman nenek moyang. Praktik saling membantu ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat kita, khususnya di pedesaan.
Gotong Royong di Masa Lalu
Sebagai fondasi masyarakat agraris. Pada masa lalu, ketika masyarakat Indonesia mayoritas bermatapencaharian sebagai petani, gotong royong merupakan kunci keberhasilan dalam bertani. Kegiatan seperti bergotong royong membangun sawah, memanen padi, atau memperbaiki rumah dilakukan secara bersama-sama.
Selanjutnya sebagai ikatan sosial yang kuat. Gotong royong tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi juga menjadi sarana mempererat hubungan antarwarga. Kegiatan ini menciptakan ikatan sosial yang kuat dan rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.
Gotong royong menanamkan nilai-nilai luhur. Maksudnya adalah gotong royong mengajarkan nilai-nilai seperti kerjasama, kekeluargaan, dan gotong royong itu sendiri. Nilai-nilai ini menjadi pedoman hidup masyarakat dalam berinteraksi dengan sesama.
Gotong Royong di Era Modern
Di era era modern seperti sekarang ini budaya gotong royong mengalami perubahan bentuk. Seiring dengan perubahan zaman, bentuk gotong royong juga mengalami transformasi. Jika dulu lebih fokus pada kegiatan fisik, kini gotong royong juga melibatkan aspek intelektual dan sosial.
Pada saat ini gotong royong juga mendapatkan tantangan modernisasi. Urbanisasi, individualisme, dan persaingan yang semakin ketat membuat semangat gotong royong sedikit terkikis. Namun, semangat ini tidak sepenuhnya hilang.
Gotong royong kini hadir dalam berbagai bentuk, seperti melalui donasi, komubitas, relawan, kerja sama antar lembaga dan lain sebagainya.