Sebuah fenomena menarik "Indglishnesia". Indglishnesia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perpaduan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam penggunaan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda.
Fenomena ini semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi yang memudahkan kita terpapar dengan berbagai bahasa, khususnya bahasa Inggris.
Mengapa Indglishnesia Terjadi?
Pertama, adanya pengaruh budaya pop: Musik, film, dan media sosial yang banyak menggunakan bahasa Inggris menjadi salah satu faktor utama.
Pengaruh budaya pop memang menjadi salah satu faktor utama yang mendorong maraknya penggunaan bahasa Inggris di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.
Kedua, adanya prestise. Penggunaan kata-kata asing, terutama bahasa Inggris, sering dianggap lebih modern dan keren.
Faktor prestise ini memang sangat kuat mendorong penggunaan Indglishnesia. Mari kita bedah lebih dalam mengapa penggunaan kata-kata asing, khususnya bahasa Inggris, seringkali dikaitkan dengan modernitas dan keren:
Penggunaan bahasa Inggris yang fasih seringkali diidentikkan dengan status sosial yang lebih tinggi, pendidikan yang baik, dan akses terhadap informasi global.
Lalu, iklan dan media massa seringkali menampilkan tokoh-tokoh yang menggunakan bahasa Inggris dengan lancar, sehingga menciptakan persepsi bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang "menjual".
Selain itu, perkembangan teknologi dan internet yang pesat membuat bahasa Inggris menjadi bahasa utama dalam dunia digital. Lantas, banyak individu menggunakan bahasa Inggris sebagai cara untuk membangun identitas diri yang lebih modern, kosmopolitan, dan terbuka terhadap budaya asing.
Ketiga, kemudahan ekspresi. Terkadang, ada kata atau konsep yang sulit diungkapkan dengan bahasa Indonesia baku, sehingga kata-kata asing dianggap lebih tepat.
Fenomena penggunaan kata-kata asing seringkali dipicu oleh adanya celah atau kekurangan dalam kosakata bahasa Indonesia untuk mengekspresikan konsep atau nuansa tertentu.
Â
Keempat, identitas diri. Bahasa menjadi salah satu cara untuk menunjukkan identitas dan kepribadian, terutama di kalangan anak muda.
Bahasa memang menjadi cerminan identitas dan kepribadian seseorang, terutama di kalangan anak muda. Pilihan kata, gaya bahasa, bahkan aksen yang digunakan dapat mengungkapkan banyak hal tentang diri kita, seperti:
Asal daerah: Dialek dan logat yang berbeda-beda dapat menunjukkan dari mana seseorang berasal.
Kelompok sosial: Penggunaan bahasa gaul atau slang tertentu dapat menunjukkan bahwa seseorang termasuk dalam kelompok sosial tertentu.
Minat dan hobi: Pilihan kata dan gaya bahasa yang digunakan dapat mencerminkan minat dan hobi seseorang, misalnya penggunaan bahasa yang lebih teknis atau formal untuk mereka yang menyukai bidang tertentu.
Nilai-nilai: Pilihan kata dan cara kita berbicara juga dapat mencerminkan nilai-nilai yang kita anut, seperti sopan santun, toleransi, atau keberanian.
Tingkat pendidikan: Penggunaan bahasa yang baik dan benar seringkali dikaitkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi.
Indglishnesia: Bahasa Gaul atau Kode Rahasia?
Bahasa Gaul
Indglishnesia sering dianggap sebagai bahasa gaul karena banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Kata-kata yang digunakan seringkali bersifat informal dan tidak baku.
Kode Rahasia
Di sisi lain, Indglishnesia juga bisa dianggap sebagai kode rahasia karena tidak semua orang memahami arti dari kata-kata yang digunakan. Hal ini membuat komunikasi menjadi lebih eksklusif dan hanya bisa dipahami oleh kelompok tertentu.
Dampak Indglishnesia
Positif: Memperkaya kosakata bahasa Indonesia, memudahkan komunikasi dalam konteks global dan menunjukkan keterbukaan terhadap budaya asing.
Negatif: Menurunkan kualitas bahasa Indonesia, menyulitkan pemahaman bagi penutur asli bahasa Indonesia, dan mengikis identitas bahasa dan budaya Indonesia.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Pertama, kita harus bijak dalam menggunakan bahasa. Kita perlu membedakan antara penggunaan bahasa asing yang memang diperlukan dan penggunaan yang berlebihan.
Kedua, kita harus melestarikan bahasa Indonesia. Kita harus terus belajar dan memperkaya kosakata bahasa Indonesia.
Ketiga, menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. Dengan mencintai bahasa Indonesia, kita akan termotivasi untuk melestarikannya.
Kesimpulan
Indglishnesia adalah fenomena yang kompleks dan tidak bisa dilihat secara hitam putih. Di satu sisi, fenomena ini menunjukkan dinamika bahasa yang terus berkembang. Di sisi lain, kita perlu tetap waspada agar tidak kehilangan identitas bahasa dan budaya kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H