Kedua, hoax dan misinformasi. Informasi yang tidak akurat atau menyesatkan dapat dengan mudah menyebar di media sosial, sehingga perlu adanya upaya untuk memverifikasi informasi.
Penyebaran informasi yang tidak akurat atau menyesatkan di media sosial memang menjadi masalah serius saat ini. Kemudahan akses dan kecepatan penyebaran informasi di platform digital membuat hoaks dan berita bohong bisa menyebar dengan sangat cepat dan luas.
Ketiga, ketergantungan teknologi. Terlalu bergantung pada teknologi dapat menyebabkan hilangnya keterampilan lisan dan tulisan dalam bahasa daerah. Khususnya dalam komunikasi sehari-hari, memang berpotensi mengancam kelestarian keterampilan lisan dan tulisan dalam bahasa daerah.
Dengan adanya aplikasi pesan instan, media sosial, dan platform digital lainnya, kita menjadi lebih mudah berkomunikasi secara tertulis. Akibatnya, frekuensi penggunaan bahasa lisan, terutama dalam bahasa daerah, menjadi berkurang.
Kesimpulan
Media sosial telah membuka peluang besar bagi pelestarian bahasa dan sastra daerah. Namun, keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi media sosial secara bijaksana, kita dapat menjaga kelestarian warisan budaya bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H