Dalam ajaran Islam menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu, selagi hayat masih dikandung badan. Ini memberikan syarat bahwa menuntut ilmu atau belajar adalah hukumnya wajib, tidak boleh ditinggalkan oleh semua tingkat umur.
Anak-anak, remaja, dewasa dan lansia (lanjut usia) adalah tingkat usia pada manusia dan di fase-fase ini tidaklah dibenarkan untuk meninggalkan aktivitas belajar, khususnya belajar Al-Qur'an.
Hadis Nabi Saw menyebutkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur'an. Dengan demikian baik orang yang sedang belajar apalagi yang sedang mengajarkan Al-Qur'an adalah digolongkan orang yang berutung di hadapan Allah Swt.
Ada beberapa tahapan dalam belajar Al-Qur'an antara lain, mengenal dan memahami huruf hijaiyah dalam Al-Qur'an, mengenal dan memahami makhrojul huruf (bentuk suara yang keluar) dari kerongkongan, belajar  tanda-tanda bacan Al-Qur'an seperti fathah, dhomah, kasroh, tajwid, sukun dan lain-lain.
Setelah itu, orang yang sedang belajar Al-Qur'an haruslah untuk mengenal hukum mad dalam Al-Qur'an seperti mad thabii, mad arid lisukun, mad wajib dan lain-lain. Kemudian, juga harus belajar hukum nun mati dan tanwin antara lain hukum idzhar, ikhfa, idgham, iklab, dan lain-lain termasuk hukum nun dan mim bertasdid (wajibul qhunnah).
Tentu, dalam tahapan proses belajar Al-Qur'an seseorang harus mempunyai guru pembimbing guna mengarahkan dalam proses belajar. Setelah tahu bagaimana cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, maka langkah selanjutnya adalah mengamalkannya, baik membaca, mentadaburi dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar Al-Qur'an Mampu Mencegah Dimensia pada Lansia
Dimensia sebagaimana dikutif dari halodoc.com adalah kondisi penurunan daya ingat dan cara berpikir seseorang. Kondisi penurunan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang umumnya terjadi pada lansia yakni usia 65 tahun ke atas.
Ada yang menyebutkan dimensia sama dengan pikun, padahal di antara keduanya berbeda. Dimensia merupakan jenis penyakit yang biasa terjadi di usia senja yang disebabkan adanya perubahan genetik dan perubahan protein otak atau istilah dalam ilmu kesehatan disebut Dimensia Alzheimer.
Solusi untuk mencegah terjadinya dimensia pada lanjut usia adalah secara kontinu atau istiqomah dalam belajar Al-Qur'an. Menurut salah satu penelitian yakni Rahma Wijayaningsih, UIN Raden Intan Lampung menyebutkan salah satu yang rentan dialami oleh sebagian besar lansia adalah dimensia. Agar terhindar dari dimensia diusia lanjut, maka perlu mengisi waktu dengan kegiatan positif seperti belajar Al-Qur'an.
Dari hasil penelitian ini, saya membuat beberapa catatan penting, diantaranya adalah bahwa untuk bisa mencegah penyakit dimensia melalui belajar Al-Qur'an.
Berikut cara belajar Al-Qur'an yang bisa mencegah dimensia pada lansia.
1. Membaca Al-Qur'an
Membaca Al-Qur'an adalah cara efektif yang bisa melatih dan merangsang peran dari jaringan saraf mulut dan otak. Dengan selalu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, maka akan menghindari dimensia pada lansia.
Membaca Al-Qur'an bisa dilakukan setiap saat, baik di waktu sempit ataupun lapang. Bisa memanfaatkannya rutin setelah melakukan salat fardu dan memperbanyak bacaan setelah salat subuh dan isya.
2. Menghapal Al-Qur'an
Di samping membaca, untuk mencegah dimensia pada lansia adalah dengan cara menghapalkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Sebelum menghapal tentu harus melakukan murojaah atau membaca Al-Qur'an dengan cara diulang-ulang.
Teknik menghapal Al-Qur'an sangatlah beragam ada yang dihapalkan satu hari satu huruf, satu hari 2 huruf dan seterusnya. Tapi yang terpenting adalah bagaima na kita bisa kontinu atau istiqomah ditambah keinginan yang kuat dalam menghapal Al-Qur'an.
3. Mentadaburi Al-Qur'an
Mentadaburi atau memahahi isi kata perkata dalam Al-Qur'an adalah hal yang perlu dilakukan oleh setiap individu seorang muslim, apalagi oleh para lansia. Mentadaburi Al-Qur'an di usia senja sangatlah diperlukan untuk lebih bisa membantu dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari.
Banyak cara yang bisa dilakukan dalam mentadaburi Al-Qur'an misalnya menghadiri majelis-majelis ilmu atau pengajian, melihat atau menonton kajian-kajian online, membuat kelompok kajian ilmu khsus Al-Qur'an dan lain sebagainya.
4. Mempraktikkan Isi Al-Qur'an
Membaca, menghapal dan mentadaburi Al-Qur'an tidaklah cukup bagi seorang muslim, apalagi bagi seorang lansia, tapi untuk menjadi muslim yang paripurna dibutuhkan aktivitas maksimal dalam beribadah yakni pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi seorang lansia mempraktikkan ibadah sesuai tuntunan Al-Qur'an adalah hal yang sangat istimewa, karena pada usia ini sangat rentan masalah terutama masalah kesehatan, baik fisik ataupun lahir. Sehingga dengan membiasakan rajin dalam beribadah, maka akan mencegah dimensia pada lansia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H