Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ziarah Kubur sebagai Momentum Mengingat Kematian dan Meningkatkan Ketakwaan

16 April 2024   06:17 Diperbarui: 16 April 2024   06:26 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ziarah Kubur sebagai Momentum Mengingat Kematian dan Meningkatkan Ketakwaan (Foto: Dok. Pribadi)

Pada umumnya umat muslim menjelang masuknya bulan Ramadan berkunjung kepada keluarga, sahabat dan tetangga guna meminta maaf atas segala kehilapan.

Selain itu, mengunjungi makam keluarga atau berziarah kubur untuk mendoakan ahli kubur. Kebiasaan ziarah kubur ini, biasanya dilakukan secara turun temurun.

Begitu juga, di saat hari raya Idul Fitri atau usai melaksanakan shalat Id., umumnya kaum muslimin melakukan ziarah kubur bersama keluarga.

Namun, harus diingat bahwa ziarah kubur tidak ada batas ruang dan waktu, tetapi setiap waktu atau kapan saja ziarah kubur ini sangat baik untuk dilakukan.

Biasanya, para peziarah saat di kuburan memanjatkan doa untuk kebaikan ahli kubur, yaitu mendoakan agar diterima segala amal ibadahya dan diampuni segala dosanya.

Adapun mendoakan kepada ahli kubur bisa dilakukan kapan saja dan tidak mesti untuk pergi ke kuburan. Di manapun tempatnya doa akan sampai kepada ahli kubur.

Harus diingat, bahwa ziarah kubur adalah amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah untuk mengingat kematian. Untuk itu, maka akan selalu meningkatkan ketakwaan.

Dengan demikian, sangat jelas bahwa ziarah kubur adalah amalan baik yang bisa dilakukan setiap saat, bukan hanya dilalukan saat jelang Ramadam dan usai lebaran saja.

Melalui ziarah kubur orang yang masih hidup tidak akan terlena hidup di dunia yang sementara, tetapi akan selalu mengisi hidupnya dengan berbagai amal solih.

Apalagi, dalam Al-Quran surat Al-Hasr ayat 18 Allah Swt memerintahkan agar orang beriman untuk bertakwa dan melihat apa yang telah dikerjakan selama hidup.

Setelah melihat apa yang telah dikerjakan, lalu evaluasi pekerjaannya itu apakah telah banyak beramal solih atau amal salah untuk bekal ke kampung abadi, kampung akhirat.

Terlebih, pada surat Al-Baqarah ayat 197 menyatakan, berbekalah dan sebaik-baiknya bekal kita untuk yaumil akhir adalah takwa. Takwa adalah rasa takut kepada Allah Swt.

Adapun, rasa takut kepada Allah Swt bukannya harus menghindari dan menjauhi, melainkan harus terus mendekat kepada-Nya dengan penuh ketaatan.

Ketaatan yang dimaksud adalah mengikuti, menjalankan atau mengerjakan segala perintah Allah Swt., dan menjauhi atau meninggalkan segala bentuk larangan-Nya.

Bentuk ketaatan kepada Allah Swt adalah menjalankan mengeluarkan sebagian rezeki (bersedekah), menuntut ilmu dan mendidik anak agar menjadi anak soleh solehah.

Sabda Nabi Saw, jika anak cucu Adam atau manusia meninggal maka akan terputus semua amalnya kecuali 3 perkara, sedekah jariah, ilmu bermanfaat dan anak yang soleh.

Untuk itu, dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, teruslah berusaha mengerjakan amal kebajikan guna bekal kehidupan di yaumil akhir.

Wallahu'alam bishaab.

Demikian. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun