Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kali Pertama Bukber di Depan Palang Pintu Kereta Api

5 April 2024   00:40 Diperbarui: 5 April 2024   00:55 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembari menyimak tausiah yang tersiar di salah satu radio dakwah, kendaraan kami pun terpaksa terhenti persis di depan pintu perlintasan kereta api yang ada dekat Stasion Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Kamis, (4/4/2024) sekitar pukul 17.52 kami sekeluarga, saya, istri dan anak hendak mengunjungi keluarga di daerah Cicalengka. Namun saat itu, kendaraan yang dikemudikan anak nomor dua harus berhenti beberapa saat, mungkin sekitar 7 hingga 10 menit.

Memang, di pintu perlintasan kereta api itu terkenal cukup lama saat melakukan buka tutup pintu. Maklum, daerah itu adalah berdekatan dengan stasion Cicalengka yang merupakan stasion terakhir ujung timur Bandung untuk kereta lokal, commuter line Bandung Raya, jurusan Cicalengka Padalarang, dan sebaliknya.

Saat itu pula, hujan pun lumayan cukup lebat.  Di depan pintu perlintasan semua kendaraan berhenti tak bergeming, berhenti tak berani melaju untuk menerobos lintasan. Semua tahu, kalau berani menerobos pintu perlintasan, berarti potensi menemui hal buruk akan bisa menimpanya.

Lalu, berselang beberapa saat di radio yang kami stel melaui radio kendaraan yang kami tunggangi, terdengar senandung kumandang adzan magrib pertanda waktu berbuaka puasa telah tiba.

Kami pun sekeluarga yang sedang berpuasa, lantas membatalkan puasa alias berbuka  puasa dengan cukup seteguk air putih ditambah makanan ringan yang telah dipersiapkan dari rumah.

Berbuka puasa bersama di depan pintu perlintasan kereta api adalah pengalaman pertama salama hidup. Biasanya buka puasa  bersama itu dilakukan di rumah, di kantor, di warung nasi dan lainnya lagi.

Sungguh pengalaman berbuka di depan pintu perlintasan kereta api ini, adalah pengalaman plus pelajaran betapa pentingnya arti sebuah kesabaran untuk menunggu sesuatu yang bisa menyebabkan hal yang buruk.

Memang, banyak hikmah yang mungkin bisa diambil dari kejadian ini, seperti tetaplah untuk bersabar dalam berbagai situasi dan kondisi (sikon), termasuk menunggu waktu cukup lama sampai pintu perlintasan kereta api terbuka kembali.

Ingat dan harus diingat bahwa berbuka puasa bisa dilakukan di mana saja, asal saja harus benar-benar dipastikan tempatnya yang baik, sekalipun dilakukan saat berkendara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun