Mohon tunggu...
Jujun Junaedi YAG
Jujun Junaedi YAG Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gemerlap Jubah Menyamar

19 Juli 2024   05:50 Diperbarui: 19 Juli 2024   05:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik tirai kelabu, aku menanti,
Berbalut jubah seribu rupa, tanpa identitas pasti.
Langkah kakiku menjelajah lorong waktu,
Menyamar dalam kisah, menyapa jiwa yang pilu.

Akulah bayangan di cermin retak,
Wajah asing yang terekam dalam tatapan samar.
Bisikan di angin malam, membawa rahasia kelam,
Menyamar dalam melodi, mengusik mimpi yang hampa.

Akulah api di ujung senja,
Menari liar, membakar keraguan dan dosa.
Di balik kobaran jingga, aku bersembunyi,
Menyamar dalam kehangatan, menebus dosa yang terlupakan.

Akulah badai di lautan luas,
Mencambuk ombak, menghempaskan rasa yang kelam.
Di balik gempuran gelombang, aku berlindung,
Menyamar dalam kekuatan, melepaskan diri dari belenggu.

Akulah senyum di balik duka,
Cahaya mentari yang menerangi jiwa yang remang.
Di balik tetesan air mata, aku hadir,
Menyamar dalam kasih sayang, meringankan beban yang tergenggam.

Akulah gemerlap jubah tanpa nama,
Menyamar dalam seribu rupa, membawa makna terdalam.
Di balik setiap langkah, aku tinggalkan jejak,
Menyentuh hati dan jiwa, membuka gerbang kebahagiaan yang tersembunyi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun