Mohon tunggu...
Jujun Junaedi YAG
Jujun Junaedi YAG Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Mata Hati Terusik

8 Juli 2024   04:43 Diperbarui: 8 Juli 2024   05:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Puisi Mata Hati Terusik (Dok. Pribadi)

Di balik kelopak mata yang terbuka lebar,
Terbentang panorama dunia yang penuh warna.
Namun, di balik gemerlapnya dunia fana,
Tersembunyi luka yang menganga di relung jiwa.

Mata hatiku terusik oleh nestapa,
Melihat derita yang tak terkira.
Ketidakadilan merajalela,
Menelanjangi nurani yang kian rapuh dan renta.

Telinga hatiku tersumbat oleh jeritan pilu,
Tangisan anak-anak kelaparan,
Rintihan kaum tertindas yang tak berdaya,
Meneriakkan keadilan yang tak kunjung tiba.

Hidung hatiku tercium aroma busuk,
Aroma keserakahan dan nafsu yang membabi buta.
Manusia saling berebut harta dan tahta,
Melupakan kasih sayang dan cinta sesama.

Lidah hatiku kelu dan getir,
Tak mampu merangkai kata-kata pembelaan.
Hanya bisikan doa yang kupanjatkan,
Semoga kedamaian dan cinta segera tercipta di dunia.

Kaki hatiku berat melangkah,
Terpaku pada kenyataan pahit yang dihadapi.
Namun, semangat juang takkan pernah padam,
Demi masa depan yang lebih cerah dan bercahaya.

Mata hatiku terusik, namun takkan pernah menyerah.
Akan terus berjuang melawan kegelapan,
Menebarkan benih-benih kebaikan,
Hingga cinta dan kasih sayang kembali bersemi di seluruh penjuru dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun