Belakangan ini berbagai penyakit menerjang warga di sekitar kita. Tak terkecuali keluarga saya sendiri. Persisnya tiga pekan sebelum Ramadan putra bungsu kami mengalami demam tinggi disertai batuk.
Berselang dari itu, sekitar tiga hari pasca sakitnya putra kami tersebut, kemudian saya sendiri yang terserang penyakit yang hampir sama. Badan terasa demam, persendian sakit-sakit, kepala pusing dan mual.
Sakit kali ini diperparah dengan mulut atau alat perasa menjadi pahit dan makananpun tidak bisa masuk normal. Sehingga hampir satu pekan saya pun tidak beraktivitas ke mana-mana. Bekerja tidak bisa, demikian juga ke masjid tidak mampu untuk melangkah.
Ikhtiar pun yakni berobat ke dokter di kala sakit, belum mampu maksimal dalam penyembuhan. Alhamdulillah, dengan istirihat yang cukup dan terus mengkonsumi obat dari dokter dibantu obat herbal, tiga hari jelang Ramadan badan sayapun sudah terasa baik.
Tidak lama dari kami, ada teman kantor yang mengalami sakit yang sama dengan kami dengan ciri-ciri badan demam, pusing, mual, nafsu makan tidak ada.
Kemudian, tak berselang lama dari kami, ada tetangga saya satu keluarga terdampak sakit persis ciri-ciri dengan yang kami alami yaitu badan demam tinggi, badan sakit-sakit, mual  dan nafsu makan tidak ada.
Sebelumnya ada, dua orang warga di sekitar kami yakni anak SD kelas 2 dan 6 meninggal dunia hampir berbarengan karena penyakit demam berdarah (DBD).
Saat ini, giliran anak kami yang paling besar sedang sakit, dan menurut dokter sakitnya adalah cukup serius. Badan demam, mual, batuk dan nafsu makan berkurang.
Sebetulnya, masih banyak kasus-kasus lainnya warga di antara kami yang saat ini mengalami gangguan kesehatan. Rata-rata penyakitnya hampir sama yaitu demam tinggi, badan sakit-sakit, mual dan gangguan nafsu makan.
Melihat fenomena ini, terlihat serbuan penyakit itu menjurus ke ciri-ciri penyakit yang biasa menyerang pada musim pancaroba, seperti Flu, Demam Berdarah, Chikunguya, Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan) dan Diare.
Sebagaimana diketahui saat ini, kita berada pada bulan Maret menjelang April, dan di saat inilah sudah masuk pada musim pancaroba yaitu peralihan musim dari hujan ke musim kemarau.
BMKG sendiri dalam laman resminya menyebutkan, bahwa musim pancaroba adalah masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau musim kemarau ke musim hujan.
Musim pancaroba menurut BMKG seringkali ditandai dengan keadaan udara yang tidak menentu, angin kencang, curah hujan tinggi yang diselingi dengan panas terik matahari.
Saat ini di wilayah kami tinggal, yaitu di Kota Bandung intensitas hujan sudah mulai mengecil, tapi tiupan angin cukup kencang dan cuaca atau udara cukup terik di saat matahari persis di atas kepala.
Kemudian, bulan Maret sebentar lagi akan berakhir dan akan digantikan dengan datangnya bulan April 2024. April sendiri adalah biasanya bulan yang mengawali fase musim kemarau.
Untuk itu, terkait musim pancaroba dan guna menangkal berbagai serbuan penyakit, berikut hal-hal yang perlu dilakukan.
1. Memakai masker untuk melindungi mulut dan hidung saat keluar rumah agar terhindar deri cuaca buruk musim pancaroba.
2. Anggota keluarga yang sakit dianjurkan memakai masker walaupun berada dalam rumah.
3. Memakai jaket, switer atau pakaian yang padat, tebal dan hangat jika mau melakukan aktivitas di luar rumah.
4. Untuk meningkatkan imunitas, agar mengkonsumsi makanan bergizi yang kaya vitamin dan mineral seperti buah-buahan, sayuran, ikan, daging, telur dan lain-lain.
5. Istirahat yang cukup dengan menghindari tidur larut malam/tidak begadang.
6. Rajin minum air putih, mininal 2 liter sehari.
7. Menghindari minuman berkafein seperti teh, kopi dan soda.
8. Menghindari minuman dingin/es.
9. Menghindari makanan yang terlalu pedas
10. Mengkonsumsi suplemen makanan yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
11. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, termasuk rajin cuci tangan.
12. Melakukan olahraga, seperti jogging, jalan kaki, bersepeda dan lain-lain.
13. Jangan berpikir yang berat-berat yang akan menimbulkan stres.
14. Tetap mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta dengan terus memanjatkan doa agar diberikan kesehatan.
Demikian. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H